Rabu 04 May 2011 18:33 WIB
Osama bin Laden Tewas

Pengganti Usamah Bin Ladin Bakal Jadi Musuh No. 1 AS

Calon pengganti Usamah bin Ladin
Calon pengganti Usamah bin Ladin

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Meskipun belum diketahui dengan pasti siapa pengganti Usamah bin Ladin yang memimpin Alqaidah, Direktur CIA Leon Panetta mengatakan Selasa (4/5) bahwa siapa pun yang akan mengambil alih posisi tersebut akan menjadi musuh nomor satu Amerika Serikat (AS). Wakil Usamah, Ayman al-Zawahiri yang merupakan salah satu orang di lingkaran Alqaidah diperkirakan mengambil alih posisi yang ditingglkan Usamah.

Tetapi hal tersebut belum juga jelas dan kemungkinan ia akan lebih memperhatikan keamanan dirinya setelah pasukan khusus Navy Seal Angkatan laut AS membunuh Usamah bin Ladin. "Dia bergerak dengan sangat cepat dalam daftar," ujar Panetta dalam acara telivisi CBS "Berita Sore dengan Katie Couric' terkait Zawahiri.

Panetta mengatakan, sampai pemimpin Alqaidah diumumkan secara resmi, AS bakal akan mengambil situasi terkait hal itu. "Kami berpikir semua memberikan kesempatan untuk tetap terus menyerang mereka dalam kebingungan dan perdebatan bahwa mereka akan pergi dan menggantikan Usamah," ujarnya.

 

"Tapi saya dapat yakinkan anda, siapapun yang mengambil alih tempat itu, dia akan menjadi nomor satu dalam daftar," sambungnya lagi.

Usamah bin Ladin bersembunyi di sebuah kompleks besar di kota garnisun Abbottabad, utara Islamabad, telah menimbulkan spekulasi luas bahwa kehadiran mantan pemimpin Alqaidah telah diketahui oleh pemerintah Pakistan. Tapi Panetta mengatakan pemerintah AS tidak memiliki kecerdasan menunjukkan bahwa "Pakistan ... menyadari bahwa bin Ladin ada di sana, atau bahwa kompleks itu adalah tempat di mana ia bersembunyi."

Memperhatikan bahwa kompleks itu dekat sebuah akademi elit militer dan Usamah tinggal di sana sekitar lima tahun, Panetta, bagaimanapun, menekan Islamabad untuk memberikan jawaban. "Saya hanya berpikir mereka perlu menanggapi pertanyaan tentang mengapa mereka tidak tahu ada seperti kompleks," katanya.

Ditanya apakah Pakistan seharusnya dinyatakan sebagai negara teroris, Panetta mengakui bahwa hubungan AS-Pakistan "sangat rumit dan sulit" tapi memperingatkan bahwa hubungan tersebut tidak harus dipecah. "Dengar, mempertahankan perang di negara mereka praktis terjadi setelah Al-Qaeda," katanya.

"Dan pada saat yang sama, kami mencoba untuk mendapatkan bantuan dalam berusaha untuk dapat menangani terorisme di bagian dunia." Dan kami telah memberikan bantuan, dan mereka telah memberikan kita kerjasama beberapa."

sumber : AFP/channelnewsasia.com
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement