REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS - Penganut Islam Aboge (Alip Rebo Wage, red.) di wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, meyakini awal Ramadhan akan jatuh pada Selasa, 2 Agustus 2011. "Berdasarkan informasi dari para sesepuh Islam Aboge, kami akan mulai menjalankan ibadah puasa Ramadhan pada hari Selasa (2/8) Pahing," kata Anto (30), salah satu penganut Islam Aboge di Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Kamis.
Kendati demikian, dia mengaku belum mengetahui cara menentukan awal Ramadhan tersebut sehingga hanya mengikuti petunjuk dari para sesepuh Islam Aboge.
Menurut dia, dasar perhitungan penentuan tanggal akan diajarkan oleh sesepuh Islam Aboge kepada para penerusnya setelah mereka melalui berbagai tahapan, salah satunya telah berkeluarga.
"Saat ini kami hanya sekadar tahu mengenai ajaran Aboge dan mengikuti petunjuk dari para sesepuh. Kalau masalah perhitungan tanggal, akan diajarkan setelah kami berkeluarga," katanya.
Tokoh masyarakat Islam Aboge di Desa Cibangkong, Kecamatan Pekuncen, Banyumas, Santibi (66), mengatakan penentuan awal Ramadhan tersebut berdasarkan cara perhitungan yang telah diyakini penganut Aboge sejak ratusan tahun silam.
Menurut dia, penganut Islam Aboge meyakini bahwa dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu terdiri atas tahun Alif, Ha, Jim, Awal, Za, Dal, Ba/Be, Wawu, dan Jim akhir serta dalam satu tahun terdiri 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan hari pasaran berdasarkan perhitungan Jawa, yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing.
Berdasarkan perhitungan ini, lanjutnya, penganut Aboge meyakini jika sekarang merupakan tahun Be dengan tanggal 1 Muharam atau Suro (hari pertama di bulan pertama kalender Hijriah maupun Jawa, red.) jatuh pada Kamis dengan pasaran Legi.
"Dalam menentukan awal puasa ini, kami menggunakan perhitungan yang menyebutkan bulan, hitungan hari, dan hitungan pasaran yang diturunkan dari tanggal 1 Muharam tersebut, yakni Be-Mis-Gi atau tahun Be, hari Kamis, dan pasaran Legi. Dengan demikian, hari Kamis Legi sebagai awal perhitungan," katanya.
Sementara untuk menghitung awal puasa Ramadhan, kata dia, penganut Aboge menggunakan perhitungan Sa-Nem-Ro (puasa-enem-loro) atau Do-Nem-Ro (Ramadhan-enem-loro), yakni awal puasa pada hari keenam dan hari pasaran kedua yang dihitung dari hari pertama tahun Be (Be-Mis-Gi) tersebut.
Oleh karena hari pertama di tahun Be jatuh pada hari Kamis Legi, lanjutnya, berdasarkan perhitungan Sa-Nem-Ro atau Do-Nem-Ro tersebut diketahui bahwa hari keenam adalah Selasa dan hari pasaran kedua adalah Pahing.
"Karena Kamis merupakan hari pertama di tahun Be, sehingga hari keenamnya adalah Selasa. Demikian pula hari pasaran pertamanya Legi, berarti hari pasaran kedua adalah Pahing," kata dia menjelaskan.
Menurut dia, perhitungan tersebut juga digunakan untuk menentukan tanggal 1 Syawal, yakni dengan rumusan Wal-Ji-Ro (Syawal-Siji-Loro atau Syawal-Satu-Dua, red.) yang berarti 1 Syawal pada hari pertama dengan hari pasaran kedua.
Dengan demikian, kata dia, tanggal 1 Syawal 1432 Hijriah jatuh pada hari Kamis Legi, yakni 1 September 2011.
Seperti diketahui, di Kabupaten Banyumas terdapat ratusan penganut Islam Aboge yang tersebar di sejumlah desa, antara lain Desa Cibangkong (Kecamatan Pekuncen), Desa Kracak (Ajibarang), Desa Cikakak (Wangon), dan Desa Tambaknegara (Rawalo).
Selain itu, di Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, juga terdapat ratusan penganut Islam Aboge.
Penganut Islam Aboge atau Alip-Rebo-Wage (A-bo-ge) merupakan pengikut aliran yang diajarkan Raden Rasid Sayid Kuning.
Perhitungan yang dipakai aliran Aboge telah digunakan para wali sejak abad ke-14 dan disebarluaskan oleh ulama Raden Rasid Sayid Kuning dari Pajang.