REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Berkah Ramadhan dirasakan Suwarni, perempuan paruh baya asli Kebumen, Jawa Tengah, yang berprofesi sebagai pemulung; sering disebut manusia gerobak. Bersama anaknya, Sri Sumarni, perempuan 50 tahun itu tetap puasa meskipun tiap hari harus menyusuri jalanan kota Jakarta untuk mencari barang bekas.
Sore itu, Suwarni dan anaknya, Sumarni, tengah istirahat di pinggir jalan Mampang. Ia berhenti menanti bedug Maghrib setelah menyusuri kompleks Ambasador, Kuningan. “Saya dan anak saya ingin lihat Ambasador itu kayak apa, Mas, sekalian memulung,” ungkap Suwarni.
Ramadhan tahun ini, Suwarni dan anaknya ingin tetap berpuasa sebulan penuh, sama seperti tahun lalu. Ia mengakui, pekerjaannya mengharuskan mereka berjalan terus menyusuri jalan sambil menarik gerobak di bawah panas terik. "Semua orang harus bekerja. Bukan alasan untuk tidak puasa," katanya.
Baginya, hari terberat untuk berpuasa ketika dia tidak makan sahur. “Di jalan rasanya badan lemes,” terangnya.
Maklum saja, tiap hari perempuan yang tinggal di Pasar Minggu ini bersama anaknya bekerja dari Subuh hingga pulang kembali ke rumah pukul 22.00.
Terkadang, Suwarni dan anaknya tidak pulang selama dua hari. Mereka tidur di gerobak yang dipinjam dari temannya sesama pemulung. Tidur dimanapun, Ibu dan anak itu tidak pernah sekalipun terpisah. “Maklum, Mas, di Jakarta ini banyak niat jahat, jadi dia (Sumarni) tidak pernah sekalipun saya lepas,” ungkap ibu tiga anak ini.
Di bulan Ramadhan ini, Suwarni merasa lebih tenang. Suwarni dan anaknya lebih bisa bersikap ‘nrimo’. “Saya tidak berharap banyak untuk pekerjaan saya, saya nerima apa yang Allah berikan untuk saya,” katanya.
Baginya, sudah punya tempat yang aman untuk tinggal di Jakarta sudah merasa nyaman. “Dulu, saya selalu kena gusur, Mas,” kenangnya.
Di Pasar Minggu, Suwarni hanya tinggal bersama Sumarni. Suaminya tinggal dan bekerja di Cikarang, sedang dua anaknya lagi tinggal di Bandung dengan kakek mereka. “Suami saya pulangnya tidak tentu, jadi saya dan Marni sering berdua saja,” tambah Suwarni.
Suwarni mengaku, baginya, pendidikan agama sangat penting untuk diajarkan pada anaknya. “Agama bekal untuk nanti, Mas, itu yang terpenting,” terangnya.
Puasa Ramadhan hanyalah salah satu dari pendidikan agama. “Kalau duit masih bisa dicari,” ungkap perempuan yang mengaku kalau rezekinya sedang bagus hari itu, bisa menerima Rp 30 ribu perhari.