REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP-- Pengurus Majelis Ulama Indonesia Daerah Sumenep, Madura, Jawa Timur, meminta warga menghormati kemungkinan adanya perbedaan Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriah atau Lebaran tahun ini.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumenep, KH A Shafraji, Senin menjelaskan, secara kelembagaan, pihaknya berharap umat Islam mengikuti keputusan pemerintah tentang Hari Raya Idul Fitri melalui sidang istbat.
"Perbedaan itu berpeluang terjadi. Pengurus Muhammadiyah sudah memastikan Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriah pada Selasa (30/8). Sementara pemerintah akan mengumumkan hasil sidang istbat pada Senin malam. Oleh karena itu, kalau pun harus ada perbedaan, kami berharap warga Sumenep bisa menyikapinya secara bijaksana," ujarnya di Sumenep.
Ia juga meminta umat Islam yang meyakini Hari Raya Idul Fitri tahun ini jatuh pada Selasa, tidak merayakannya secara berlebihan, jika nantinya keputusan pemerintah berbeda.
"Perayaan Idul Fitri jangan sampai memecah atau pun mengganggu jalinan silaturrahmi dan persaudaraan sesama umat Islam," ucapnya, menegaskan.
Sementara Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sumenep menginstruksikan warganya untuk tidak merayakan Idul Fitri 1432 Hijriah secara berlebihan, jika nantinya ada perbedaan penetapan 1 Syawal.
"Kami akan merayakan Idul Fitri pada Selasa dengan tetap menghormati keputusan pemerintah. Warga Muhammadiyah tidak akan merayakan Idul Fitri secara berlebihan, jika nantinya ada perbedaan," kata Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sumenep, M Yasin.
Ia juga memastikan warga Muhammadiyah Sumenep akan melakukan takbir melalui masjid tertentu pada Senin malam.
"Namun, tentunya waktunya tidak akan lama sebagai bentuk toleransi kami atas kemungkinan perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri pada tahun ini," ujarnya, menambahkan.