REPUBLIKA.CO.ID,NARATHIWAT--Para wisatawan Malaysia termasuk diantara empat orang yang tewas dan 110 lainnya cedera akibat ledakan-ledakan bom di Thailand selatan, kata pihak berwenang, Sabtu. Tiga warga Malaysia termasuk seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan seorang warga Thailand tewas akibat ledakan-ledakan bom dekat dua hotel dan satu pusat kebudayaan China-Thailand dalam satu serangan terkoordinasi di kota Sungai Golok, provinsi Narathiwat, Jumat malam.
Polisi mengatakan para gerilyawan mungkin dengan sengaja mencederai para turis dengan tiga ledakan bom, satu dari yang terkuat dalam bulan-bulan belakangan ini di wilayah paling selatan yang berpenduduk mayoritas Muslim tempat perlawanan tujuh tahun yang telah menewaskan ribuan orang itu.
"Para gerilyawan bertujuan untuk meningkatkan aksi kekerasan pada tingkat terorisme internasional dengan mengincer para warga asing," kata Phaithoon Choochaiya, komandan polisi Provinsi Perbatasan Selatan, dalam kunjungan untuk melihat mereka yang cedera di rumah sakit kota itu, Sabtu pagi.
Para gerilyawan selalu mengincer pasukan keamanan, para karyawan pemerintah dan para warga Muslim dan Buddha dalam serangan-serangan, tetapi aksi kekerasan jarang dilakukan terhadap warga asing.
Direktur rumah sakit Sungai Golok mengatakan 19 turis Malaysia termasuk di antara mereka yang cedera masih dirawat akibat luka yang mereka alamiu dan para korban lainnya telah meninggalkan rumah sakit.
Dua bom di luar hotel Parkson dan pusat kebudayaan Cina-- diletakkan di sepeda-sepeda motor. Satu ledakan lain tejadi di luar hotel Merlin dan dekat satu kantor polisi diperkirakan satu bom mobil.
Polisi lainnya dan pihak militer memberikan penjelasan lain menyangkut aksi kekerasan itu, dengan mengatakan para pedagang narkoba, yang memberikan uang kepada para gerilauwan lokal, memicu ledakan-ledakan itu untuk membalas tidakan keras pemerintah terhadap pedagang narkoba belum lama ini.
Ledakan Jumat malam itu pasti aksi pembalasan dari para pedagang narkoba yang mendanai para gerilyawan. Setiap kami memusatkan operasi terhadap pedagang narkoba, maka akan terjadi aksi kekerasan," kata komandan polisi Sungai Golok Kolonel Jakkarporn Tatong kepada AFP.
Letjen Udochai Thamsarorat dari Komando Militer IV mengatakan kegiatan ilegal itu "adalah penyebab semua kekacauan" di daerah itu. Sekitar 4.800 orang tewas dalam serangan hampir setiap hari sejak awal tahun 2004, kata Deep South Watch, satu kelompk riset independen yang memantau konflik di tiga provinsi selatan dekat perbatasan Malaysa itu.
Kelompok itu mengatakan, ia melihat satu frekuensi lebih tinggi serangan dengan intensitas lebih besar aksi kekerasan dalam bulan-bulan belakangan ini. Pada Kamis lima tentara tewas setelah grilyawan menembaki mereka yang cedera akibat dihantam satu bom di pinggir jalan, kata polisi.