REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Tujuh ahli nuklir Iran yang diculik di dekat kota Homs, Suriah pada akhir Desember belum dibebaskan dan masih ditawan.
"Kami berharap untuk menyaksikan kebebasan para insinyur Iran itu dan sisa-sisa peziarah lainnya segera," kata juru bicara kementerian Ramin Mehmanparast seperti dikutip kantor berita Fars.
Sepekan lalu, kementerian luar negeri mengumumkan bahwa tujuh insinyur itu, yang bekerja pada satu perusahaan pembangkit listrik di dekat Homs, telah dibebaskan oleh penculik mereka. Dikatakan bahwa pria yang diculik bekerja pada Perusahaan Manajemen Proyek Pembangkit Listrik Iran, atau Mapna, yang merupakan kontraktor kementerian energi Iran terbesar.
Satu kelompok yang sebelumnya tidak dikenal yang menamakan dirinya Gerakan "Terhadap Perluasan Syiah di Suriah" mengaku bertanggung jawab atas penculikan mereka dalam pernyataan yang diterima AFP di Nikosia pada awal Januari.
Kelompok gerilyawan Tentara Pembebasan Suriah belakangan mengatakan bahwa pihaknya sedang menahan lima anggota Garda Revolusi Iran yang diculik di Homs.
Tidak jelas apakah kelima orang tersebut bagian dari kelompok tujuh orang yang diculik, atau terpisah.
Kelompok lain, yang berbeda dari 11 peziarah Iran juga masih ditawan di Suriah. Satu kelompok yang berbeda dari 11 peziarah Iran dibebaskan pekan lalu ke Turki.
Suriah, sekutu utama Iran di Timur Tengah, yang bergolak selama 11 bulan pemberontakan telah mengakibatkan ebih dari 6.000 orang tewas, kata kelompok-kelompok hak asasi manusia.