REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Baik kelompok oposisi Suriah maupun negara internasional tak mengingini campur tangan militer di Suriah, kata utusan Liga Arab untuk Rusia Giuma al-Ferjani, Senin (20/2).
"Tak seorang pun di dunia Arab, tak seorang pun di Liga Arab, tak seorang pun di pihak Suriah, (termasuk) pihak oposisi di Suriah, bersedia menerima campur tangan militer di Suriah," kata utusan itu kepada kantor berita RIA Novosti di kota pelancongan Laut Hitam di Rusia, Sochi.
"Kami semua menentangnya," ia menambahkan. Al-Ferjani mengatakan 'sudah menjadi kewajiban' Liga Arab dan masyarakat internasional lah untuk menghindari campur tangan semacam itu dan menemukan penyelesaian damai bagi krisis tersebut.
Namun, utusan tersebut menekankan "perubahan radikal" diperlukan buat pemerintah Suriah, demikian laporan Xinhua. Utusan itu menyatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad mungkin mendapat kekebalan jika pemerintah tersebut 'memberi tanggapan positif' bagi seruan Liga Arab dan oposisi Suriah.
Kementerian Luar Negeri Suriah pada Jumat lalu (17/2) menyampaikan penyesalan sehubungan dengan pemungutan suara di Sidang Majelis Umum PBB mengenai rancangan resolusi tentang Suriah, dan menyebutnya sangat bias.
Moskow telah menyampaikan kembali tantangannya kepada semua pihak di Suriah agar segera menghentikan kekerasan, dan tidak membiarkan pihak luar terlibat, dan memulai dialog nasional mengenai pembaruan sistem politik di negeri tersebut.