REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS - Pemerintah kota Lagos, Ibukota Nigeria melarang kegiatan keagaaman di sekitar wilayah pusat kota Lagos, akhir pekan kemarin. Pelarangan kegiatan keagamaan ini membuat lebih dari tiga masjid dihancurkan dan sebuah gereja direlokasi.
Gubernur distrik Lagos, Babatunde Fashola beralasan pelarangan kegiatan keagamaan itu untuk memperkuat keamanan kota dari serangan gerakan garis keras Boko Haram. Mengingat serentetan serangan bom terus terjadi di beberapa negara bagian dan menggunakan masjid dan gereja sebagai pusat aksi mereka.
Masjid yang terletak di belakang Departemen Kehakiman, Keuangan dan Lingkungan hidup di pusat kota Lagos diruntuhkan. Sedangkan masjid yang berada di belakang kantor pelayanan publik di blokir dan ditutup untuk umum.
Sontak keputusan kontroversial ini mendapat perlawanan dari muslim Nigeria. Anggota Dewan negara yang beragama Islam menentang habis-habisan kebijakan gubernur yang dianggap anti-Islam ini.
Pimpinan Militer Nigeria yang juga seorang Muslim, Hakeem Odumosu, telah memperingatkan langkah kontroversial gubernur Fashola. Walaupun pihak militer terus mengamankan perlawanan gerakan Islam garis keras, Boko Haram terhadap rumah Ibadah. Namun, Odumosu menentang langkah gubernur ini.