REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid mendukung penuh rencana Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) mengganti kepengurusan PSSI Djohar Arifin Husin. Menurut Nurdin, Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI jangan hanya ditujukan untuk mencopot Djohar, tapi seluruh pengurus yang ada.
"Kalau melihat perkembangan yang ada sudah sangat parah, KLB harus rekonsilidasi bukan sekedar mengganti Ketua Umum PSSI tapi semuanya," kata Nurdin kepada sejumlah wartawan di Jakarta, Kamis (8/3).
Nurdin mengungkapkan, agenda KLB yang rencananya digelar pada 18 Maret memberi kesempatan pada sepak bola Indonesia untuk memperbaiki diri. Perbaikan jadi penting mengingat keterpurukan prestasi timnas yang dikuliti Bahrain 0-10.
Namun Nurdin meminta agar KLB saat ini jangan lagi memandang peperangan antar-kubu. Menurutnya, KLB adalah ajang rekonsiliasi untuk menyatukan seluruh kubu sepak bola, bukan justru saling sikut satu sama lain.
"Kalau kubu-kubuan akan di KLB-kan sama yang kalah, kalau saya sudah tidak ikut-ikutan. Kalau KLB harus ganti pengurus ya ganti pengurus atas kedua kubu bukan tandingan," ujar Nurdin.
Saat menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, Nurdin digulingkan gerakan Kelompok 78 pemilik suara di PSSI. Kemudian, Kelompok 78 memilih Djohar Arifin Husin sebagai Ketua PSSI.
Namun, akibat perbedaan persepsi soal kompetisi, Kelompok 78 pecah kongsi dan justru melahirkan perseteruan baru. Sebagian anggota Kelompok tetap loyal pada PSSI. Namun, sebagian lagi beraliansi dengan sejumlah mantan pengurus era PSSI Nurdin yang kemudian menamakan diri KPSI.
KPSI yang kini berencana menggulingkan Djohar juga memajukan nama Kadir Halid, yang tak lain sebagai adik Nurdin, sebagai salah satu kandidat calon Ketua PSSI.