REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pasukan keamanan Yaman dikanarkan menembaki para pemrotes anti pemerintah di kota selatan Taizz. Akibat penembakan itu, sedikitnya menewaskan dua orang pendemo.
“Serangan terjadi saat para pemrotes anti pemerintah turun ke jalan pada Minggu (25/3). Mereka menuntut penghapusan loyalis Ali Abdullah Saleh dari posisi kekuasaan di pemerintah, aparat militer dan keamanan, dan menekankan bahwa tidak akan ada perubahan di negeri ini selama anggota dari rezim sebelumnya berkuasa,” lapor press tv, Minggu (25/3).
Para demonstran juga menyerukan, penuntutan Abdullah Saleh dan para pembantunya atas pembunuhan ribuan pemrotes anti pemerintah selama revolusi negara itu.
Saleh, telah memerintah Yaman selama kurun waktu 33 tahun. Ia mengundurkan diri pada Februari lalu, berdasarkan kesepakatan transfer kekuasaan yang didukung Amerika Serika, sebagai imbalan untuk kekebalan setelah hampir satu tahun protes massa terjadi terhadap pemerintahannya.
Untuk itu, wakilnya Marshal Abdrabuh Mansur Hadi, menggantikannya pada 25 Februari, menyusul pemilihan satu calon presiden yang didukung AS dan Arab Saudi. Namun, Hadi hanya akan menjadi presiden dalam jangka waktu dua tahun, seperti yang ditetapkan dalam kesepakatan transfer kekuasaan tersebut.
Meskipun, kekuasaan dan kejayaan Saleh sebagai presiden telah berakhir, tapi saat ini ada beberapa pejabat yang masih satu keluarga dengan Saleh. Hal itu yang membuat masyarakat Yaman tidak menyetujuinya. Di antaranya, tertua Saleh bin Ahmed sebagai Pengawal Republik elit, keponakannya Yehya, kepala dinas keamanan pusat dan keponakan lainnya, Tariq mengontrol pasukan presiden.