REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Pemerintah Suriah mendesak puluhan ribu orang pengungsi yang berlindung di dalam atau di luar negeri karena merebaknya aksi kekerasan untuk kembali ke negaranya seiring berlakukan gencatan senjata yang didukung oleh PBB.
"Kementerian Dalam Negeri menyeru kepada saudara-saudara sebangsa, yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, baik ke daerah-daerah di dalam negeri atau ke negara tetangga, untuk kembali ke rumah, dan mengabaikan berita propaganda yang menyesatkan, " ujar kementerian dalam negeri seperti dilansir televisi pemerintah.
Sekitar 25 ribu rakyat Suriah telah melarikan diri ke Turki. Di Yordania, badan pengungsi PBB UNHCR telah mendaftar antara lima ribu hingga delapan ribu rakyat Suriah, namun Menteri Luar Negeri kerajaan Nasser Judeh mengatakan bahwa lebih dari 90 ribu rakyat Suriah mencari perlindungan di negara itu.
Sementara itu di Lebanon, ada sekitar 16 ribu pengungsi Suriah, menurut UNHCR. Sedangkan jumlah orang yang mengungsi di dalam negeri tidak diketahui.
Kondisi tenang terjadi di Suriah pada Kamis (12/4) setelah Damaskus mengatakan akan menghentikan operasi militer terhadap pemberontak saat fajar, pada hari yang ditetapkan oleh utusan perdamaian Liga PBB-Arab Kofi Annan sebagai tenggat waktu untuk melaksanakan gencatan senjata yang mengakhiri 13 bulan pertumpahan darah.