REPUBLIKA.CO.ID, NIKOASIA -- Pemerintah Siprus berjanji akan menyelidiki kasus pembakaran Masjid Koprulu Aga Haci Ibrahim. Pemerintah bahkan telah memberikan instruksi kepada pihak kepolisian untuk menyelediki kebakaran yang terjadi, Sabtu (14/4).
Pemimpin Siprus Turki, Dervis Eroglu mengecam pembakaran masjid tersebut. Terlepas dari motif dibalik pembakaran itu, yang pasti ada semacam intimidasi kepada Muslim. "Masjid kami telah dihancurkan di masa lalu. Selanjutnya, orang-orang yang tengah shalat ditembaki," kecam Eroglu seperti dikutip cyprus-mail.com, Rabu (18/4).
Juru bicara pemerintah Siprus Yunani, Stefanos Stefanou menilai pernyataan pimpinan Siprus Turki tidak berdasar dan sewenang-wenang. Pihaknya telah mengutuk serangan tersebut, namun Siprus Turki terlalu mempolitisir masalah ini.
"Dari padangan arkeologi, kerusakan pada masjid tidak terlalu signifikan. Dan, perbaikan pun mulai dilakukan," kelit dia.
Stefanos menambahkan, Republik Siprus sepenuhnya menghormati monumen dan tempat ibadah dari Siprus Turki. Pihaknya selalu menjaga dan melindungi setiap peninggalan utsmani.
Sementara Walikota Lomassol, Andreas Christou menyampaikan rasa simpatinya kepada masyarakat Siprus Turki. Ia menyesal atas insiden itu. Ia mengatakan pemerintah kota telah membersihkan puing-puing itu dan mulai mengecat ulang dinding masjid sehingga tampilannya seperti semula.
Imam Syakir Alemdar mengatakan, insiden pembakaran masjid 'sangat disayangkan'. Sebabnya, ia menilai perlu ada keamanan yang lebih besar untuk mengawasi masjid dari pihak yang tidak bertanggung jawab. "Sayang, kita tidak bisa menghentikan mereka," ujarnya. "Kami tidak ingin membesar-besarkan apa yang terjadi."
Karena itu, pemerintah perlu melakukan yang terbaik untuk mencegah insiden seperti ini di masa depan, dan menyatukan semua pihak untuk mencegah hal ini. Masjid ini dibangun pada 1825 oleh Kesultanan Ustmani. Hingga saat ini, masjid ini masih digunakan Muslim Siprus sebagai tempat ibadah.