Selasa 24 Apr 2012 05:00 WIB

Jepang Alami Defisit Perdagangan

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Hafidz Muftisany
Seorang pria Jepang terpaku di lantai bursa. Jepang masuki resesi menyusul bencana gempa yang meorakporandakan sebagian wilayah negeri itu.
Foto: AFP via CNN
Seorang pria Jepang terpaku di lantai bursa. Jepang masuki resesi menyusul bencana gempa yang meorakporandakan sebagian wilayah negeri itu.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Bencana yang bertubi-tubi melanda Jepang  membuat negeri Sakura ini dilanda defisit perdagangan yang cukup berat.  Laman berita news.uk.msn memberitakan, Kamis (19/4) neraca perdagangan Jepang kali ini sebanding dengan perdagangan pada tahun 1979. Namun, defisit yang dialami jauh lebih besar dibandingkan periode Meiji. Terburuk sejak  tahun 1868.

Jepang melaporkan defisit perdagangan hingga 82,5 Miliar yen (1 Miliar Dollar) pada bulan Meret. Kondisi yang dialami Jepang sangat mengejutkan. Begitu bertolak belakang dengan surplus perdagangan yang dialami selama sepuluh tahun terakhir. 

Pajak ekspor tahunan menurun sebesar 3,7 persen dari tahun 2011. Impor Jepang naik hingga 11,6 persen. Perusahaan Jepang yang merelokasi usahanya di luar negeri mengikis pendapatan nilai ekspor. Tahun 2010, Jepang masih mengalami surplus perdagangan hingga 5,3 Triliun Yen. Pendapatan pajak ekspor tahunan meningkat hingga 2,8 persen dibandingkan sebelumnya. Surplus tahun itu, hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2007.

Bloomberg meramalkan sepanjang tahun ini ekspor Jepang akan mengalami defisit 223,2 Miliar Yen. Nilai mata uang yen diperkirakan akan menurun 8,2 persen. Euro berada ketiga terburuk, setelah jatuh 0,8 persen. Yen melemah terhadap sebagian besar dari 16 mata uang utama di Bank Sentral Jepang (8301). Pejabat setempat mengisyaratkan agar ada upaya pelemahan nilai mata uang agar nilai ekspor kembali meningkat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement