REPUBLIKA.CO.ID, Begitu peluit panjang ditiup, bahasa tubuh semua pemain memberitahu setiap orang apa yang terjadi. Momen pada Selasa (1/5) dini hari menjadi harta bagi Manchester City yang menikmati betul posisi di atas dalam Liga Primer Inggris.
Tiga pekan lalu, City ditekuk di kandang Arsenal, membuat klub yang memimpin lima poin harus defisit delapan pon. Kini sekali lagi mereka kembali ke puncak hanya dengan dua laga tersisa.
Sementara di kubu sebelah, Manchester United limbung. Anak asuhan Sir Alex Ferguson berdiri dan berjalan serta tak yakin harus berbuat apa.
Mengomentari pertandingan itu Mancini menegaskan, "Kami menginginkan menang, sementara mereka bermain untuk seri." Kembali ia menambahkan,"Mereka memiliki semua pemain berkualitas tapi di belakang bola, itulah bedanya."
"Kami benar-benar ingin menang, kami telah bermain baik dan kami mengambil kesempatan itu," kata Mancini. Cukup langka mendengar pelatih oposisi berbicara mengenai United dengan istilah itu. Mancini selama ini dikenal terlalu defensif. Kini ia menawarkan analisa kritis dari pandangan pelatih yang selalu membanggakan dirinya dalam menggubah tim bernaluri menyerang dan melakukan penetrasi.
Sementara, Ferguson berkomentar singkat. "Kami tidak pernah menjajal semua kiper mereka". Ia juga berkata, "Kami buruk dalam crossing. Kami sempat mengendalikan laga, tapi tidak cukup. Tidak ada yang terjadi."
Mengenai adu mulut di lapangan dengan manajer tim seteru, Mancini, usai dilerai, sambil tersenyum berkata, "Ia mengucapkan beberapa kata-kata baik." Hubungan keduanya mungkin tak akan pulih seperti sedia kala. Terlepas itu Ferguson memiliki masalah lebih besar untuk dijadikan bahan kontemplasi. Tetangga Sebelah yang Berisik kini Bersuara Lebih Keras, Alex.