REPUBLIKA.CO.ID, Kitab Minhaj Al-Abidin merupakan karya terakhir Abu Hamid Al-Ghazali, sebelum sang Hujjatul Islam menghembuskan napasnya yang terakhir di Kota Thus, Provinsi Khurasan.
Ini berarti bahwa Al-Ghazali menulisnya ketika telah mencapai puncak pencarian kebenaran mutlak melalui jalan tasawuf.
Ia telah menempuh perjalanan panjang, pindah dari kota ke kota; berubah dari akal, ke panca indera, kemudian hati, untuk menentukan sarana apakah yang paling tepat menggapai kebenaran sejati.
Sangat menarik melihat perkembangan pikiran Al-Ghazali ini, sebelum akhirnya ia menulis kitab Minhaj Al-Abidin yang dinilai banyak kalangan sebagai karya terbaiknya setelah Ihya’ Ulumuddin.
Al-Ghazali memulai pencarian kebenaran mutlak dari kota kelahirannya, Thus. Di kota itu, ia belajar ilmu fikih dari Ahmad bin Muhammad Ar-Razkani At-Thusi, dan belajar ilmu tasawuf dari Yusuf An-Nassaj, Imam Haramain.
Tidak ada data sejarah yang mengabarkan sampai usia berapa Al-Ghazali belajar di Kota Thus. Hanya diketahui ketika dia berusia 20 tahun sudah belajar di Kota Jurjan dari seorang ulama bernama Abu Nasr Isma'ili.
Produktivitas Al-Ghazali dalam menulis buku meningkat tajam tatkala ia belajar di Nisapur. Disebutkan oleh Al-Zubaidi dalam bukunya, Ithafu Al-Sadah Al-Muttaqin bi Syarhi Ihya’ Ulumuddin, di Nisapur Al-Ghazali mati-matian membela mazhab di mana ia berafiliasi; terlibat dalam perdebatan dalam ranah teologi, logika, dan filsafat, dengan para ahli di bidangnya masing-masing.
Ia mematahkan argumentasi sejumlah pihak melalui buku-buku yang sangat mengesankan. Sayang, Al-Zubaidi tidak mengungkap buku apa saja yang ditulis Al-Ghazali ketika itu.
Pada 478 H, Al-Ghazali keluar dari Nisapur. Kala itu usianya 28 tahun. Banyak pendapat seputar sebab perginya Al-Ghazali dari Nisapur. Di antaranya ada yang mengungkapkan karena ia mulai skeptis dengan ilmu filsafat.
Sulaiman Dunya, dalam bukunya Al-Haqiqah fi Nazhri Al-Ghazali, mengatakan bahwa sebab terbesar skeptisisme Al-Ghazali adalah kuatnya doktrin tasawuf gurunya terdahulu, yaitu Imam Haramain.