REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Sejatinya, zakat, wakaf mau pun sedekah sangat berperan bagi umat Islam, termasuk dalam pengembangan pendidikan Islam.
Dan itulah yang terjadi Ahad (20/5) lalu di Dusun Suruan, Desa Keji, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Berkat wakaf dan sedekah para pengusaha baik yang ada di Semarang, Jakarta dan kota lainnya, di lokasi tersebut segera berdiri Pesantren Daarul Qur'an (Daqu).
Pimpinan Pesantren Daarul Qur'an Ustadz, Yusuf Mansur, bersama-sama Syekh Muhammad dari Madinah serta pengusaha H Cahyawan, H Muhammad Yunus, dr Sagirah dan Sholikun meletakkan batu pertama tanda dimulainya pembangunan pesantren tersebut.
Menurut Tarmizi, Direktur Eksekutif PPPA (Program Pembibitan Penghafal Al-Qur'an), Pesantren Daqu berdiri di atas lahan seluas tiga hektar. ''Biaya pembangunan seluruhnya mencapai Rp 14 miliar meliputi asrama, kelas, masjid dan sarana lainnya,'' jelasnya.
Ia menambahkan, lahan tanah ini tidak wakaf, PPPA Daarul Qur'an membelinya. Sumber dananya dari sedekah dan wakaf. ''Insya Allah, proses pembangunan ini didukung para donatur PPPA yang ada di Semarang juga beberapa pengusaha yang sudah berkomitmen,'' ujarnya.
Ustadz Yusuf Mansur sebelum peletakan batu pertama menegaskan, pada saatnya nanti calon-calon murid dari Jawa Tengah dan Jawa Timur sebisa mungkin diarahkan ke kantong-kantong pesantren di daerah seperti Pesantren Daarul Qur'an Semarang.
Yusuf Mansur lalu mengutip pertanyaan H Cahyawan, yang membiayai sebagian besar pembangunan Pesantren Daarul Qur'an ini. ''Di setiap keberkahan pasti ada keuntungan, tapi belum tentu di setiap keuntungan ada keberkahan. Alquran membimbing kita,'' ujarnya.