REPUBLIKA.CO.ID, Sedangkan komunitas Muslim di negara yang sangat terkenal melahirkan jago sepak bola dunia ini didominasi kaum urban. Di mana 99,4 persen Muslim tinggal di daerah perkotaan.
Sedangkan Sao Paulo dikenal sebagai salah satu kota yang memiliki konsentrasi Muslim besar. Kebanyakan komunitas Syiah tinggal di Sao Paulo dan bagian selatan Brazil seperti Curutiba dan Foz do Iguacu.
Sementara komunitas Sunni tinggal di sebagian besar wilayah teritori nasional. Sao Paulo dikenal sebagai rumah bagi komunitas Sunni. Komunitas Islam di Sao Paulo khususnya, dan Brazil umumnya hingga kini memiliki peran sebagai penghubung Islam di Amerika Latin.
Sunni dan Syiah hidup Berdampingan di Sao Paulo
Sebuah riset Middle Eastern Studies Association of North America tentang kehidupan Muslim di Kota Sao Paulo pada November 2000 lalu menemukan bahwa dari delapan masjid yang ada Sao Paulo, tujuh diantaranya beraliran Sunni dan satu masjid yang beraliran Syiah yang didirikan pada tahun 1983.
Salah satu masjid di antara tujuh masjid Sunni adalah masjid pertama yang dibangun di Brasil pada tahun 1950 yang dikenal dengan nama Masjid Brasil.
Dalam laman www.globalprayers.info tertulis satu-satunya masjid aliran Syiah adalah Mesquita do Bras (Masjid Bras) yang terletak di Elisa Whitaker Street Bras yang berhias marmer beraneka warna pada bagian dinding dan lantainya.
Sementara masjid Sunni yang juga berdiri di area di mana Masjid Bras berada hadir dengan arsitektur sangat kontras dengan masjid Syiah. Masjid Sunni hadir lebih bersahaja dengan sudut beton tanpa hiasan.
Masjid-masjid di Sao Paulo biasanya memiliki perpustakaan dengan koleksi bukunya mencakup filsafat, ekonomi, sejarah Islam yang diterbitkan di Arab dan diterjemahkan dalam bahasa Portugis (bahasa utama di Brasil). Beberapa juga menyediakan Alquran dalam bahasa latin.