Jumat 08 Jun 2012 15:51 WIB

Presiden Ahmadinejad: Sikap Iran Sama dengan China

Red: Yudha Manggala P Putra
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.
Foto: Vahid Salemi/AP
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengatakan kalau Iran dan China memiliki sikap yang sama di sebagian besar isu regional dan internasional. Hal ini dikatakan di Beijing, Jumat (8/6).

Ahmadinejad juga menyebut hubungan Teheran-Beijing sebagai hubungan bersejarah, ramah dan konstruktif. "Ikatan Iran-China selalu didasarkan pada persahabatan dan memiliki kecenderungan meningkat," katanya.

Sayangnya, ada beberapa negara yang memberlakukan niat mereka sendiri pada orang lain untuk mencapai kepentingan mereka sendiri, katanya mengeluh.

Kerja sama Teheran-Beijing adalah sejalan dengan perdamaian dan keamanan dunia dan memberikan keadilan bagi semua bangsa, katanya. Dia mencatat bahwa Iran menganggap tidak ada batasan untuk memperluas hubungan dengan China.

Mengacu pada kesepakatan yang dibuat antara kedua negara untuk meningkatkan peringkat perdagangan menjadi 200 miliar dolar AS, Ahmadinejad mengatakan bahwa Iran sepenuhnya siap untuk membantu memenuhi target.

Presiden Jintao, pada bagiannya mengatakan, mengacu pada hubungan bilateral sejak lama dan bahwa negaranya akan senang melihat pelaksanaan kesepakatan-kesepakatan yang telah ditandatangani sebelumnya.

"China menyambut mempromosikan hubungan dengan Iran di semua bidang," katanya.

Menggarisbawahi hak Iran untuk memiliki teknologi nuklir untuk kepentingan damai, ia juga mengatakan bahwa China menganggap perundingan-perundingan sebagai satu-satunya solusi untuk memecahkan masalah yang luar biasa mengenai masalah nuklir Iran. China menentang sanksi, tekanan dan ancaman terhadap Iran, kata Jintao.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement