REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina menuduh kapal Cina sengaja menabrak perahu nelayan lokal di utara Laut Cina Selatan yang disengketakan, Ahad (24/6). Satu orang nelayan tewas dan empat lainnya hilang. Kapal nelayan tersebut berangkat dari kota pantai utara Bolinao di Provinsi Pangasinan, Senin pekan lalu.
Kepala Kantor Pertahanan Sipil, Benito Ramos, mengatakan kepada AFP bahwa kapal dilaporkan tenggelam dua hari kemudian. "Dari delapan nelayan yang berada di kapal, empat di antaranya jatuh ke laut. Satu orang meninggal di rumah sakit," ujar Ramos.
Para nelayan yang diselamatkan mengatakan kepada pihak berwenang mereka yakin telah bertabrakan dengan kapal milik Cina. Namun, menurut Ramos hal ini tidak dapat diverifikasi secara independen.
Staf kedutaan Cina tidak bisa dimintai keterangan pada Ahad. Ramos mengatakan insiden itu terjadi di utara Beting Scarborough yang diperebutkan Filipina dan Cina sejak April. Namun, Ramos belum dapat memastikan lokasi insiden dengan tepat.
Presiden Benigno Aquino awal bulan ini memerintahkan dua kapal Filipina menarik diri dari beting selama cuaca buruk. Langkah itu dinilai Cina telah menurunkan ketegangan di wilayah tersebut.
Cina juga mengatakan akan meminta nelayan meninggalkan daerah itu. Namun, Cina menekankan tidak berniat menarik keluar kapal yang lebih besar dari sana. Menurut Kementerian Luar Negeri Filipina, pekan lalu masih ada tujuh kapal Cina di kawasan.
Sengketa dimulai pada April setelah kapal pemerintah Cina mencegah kapal Filipina menangkap nelayan Cina dekat kawasan itu. Sejak itu, kedua negara telah mempertahankan kapal di sana untuk menekan klaim masing-masing atas daerah itu.