Rabu 04 Jul 2012 21:44 WIB

Yusuf Estes, Musisi dan Pendeta yang Memeluk Islam (4)

Rep: Agung Sasongko/ Red: Chairul Akhmad
Yusuf Estes
Foto: islamiclearningmaterials.com
Yusuf Estes

REPUBLIKA.CO.ID, Mendengar kisah pastor itu, Estes mengajaknya tinggal bersama. Dalam perjalanan pulang, Estes dan pastor itu berbicara panjang lebar tentang kepercayaan dalam Islam.

Yang mengejutkan, pastor itu mengakui kebenaran Islam. "Ia tengah mempelajari Islam. Saya sempat terkejut. Inilah masa di mana saya akhirnya mulai menerima Islam," kenang Estes.

 

Setibanya di rumah, Estes kembali melanjutkan diskusi bersama pastor itu. Ia bawa Injil James dan Injil lainnya. Ia habiskan waktu sepanjang hari untuk berbicara tentang kebenaran dalam Injil.

Pada satu titik, Estes bertanya pada pastor itu tentang Alquran berikut versi barunya. "Dia mengatakan pada saya, hanya ada satu Alquran. Tidak ada yang berubah dengan Alquran!" tutur Estes.

 

Melihat Estes penasaran, pastor itu menjelaskan bahwa ratusan bahkan jutaan Muslim yang tersebar di muka bumi, telah menghafal Alquran.

Yang membuat Estes bingung, bagaimana bisa Alquran bisa bertahan sekian abad, sementara kitab sucinya sendiri telah berubah selama ratusan tahun. Bahkan tidak diketahui naskah aslinya. "Jadi, bagaimana bisa Alquran tidak berubah?" tanya Estes heran.

 

Pada suatu hari, sang pastor meminta Estes untuk mengantarkannya ke masjid. Di sana, Estes baru mengetahui bahwa mereka (Muslim) hanya datang untuk shalat dan pergi kemudian. Ia merasa aneh melihat mereka, yang tak bernyanyi atau menyenandungkan pujian.

 

Beberapa hari kemudian, pastor itu meminta Estes untuk kembali mengantarkannya ke masjid. Namun, Estes meminta pesuruhnya untuk mengantikan dirinya. Cukup lama pastor itu mengunjungi masjid, hingga memunculkan kekhawatiran Estes.

 

Tiba-tiba, Estes dikejutkan dengan sosok menggunakan jubah putih dan peci. "Hei, siapa anda? Apakah anda, apakah anda telah menjadi Muslim?" Estes kaget bukan kepalang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement