REPUBLIKA.CO.ID, Sebanyak 27 negara yang tergabung dalam Uni Eropa memutuskan untuk mengembargo perekonomian Iran, sejak 1 Juli lalu. Langkah UE itu dinilai Wakil Presiden Mohammad Reza Rahimi sebagai kebijakan yang tidak adil.
Ia menghimbau kepada rakyat Iran agar membantu pemerintah melawan dampak sanksi yang diberlakukan negara-negara Barat itu.
Pemerintahan Obama menyambut baik tindakan Eropa itu. Amerika juga telah memperketat sanksi terhadap perusahaan-perusahaan asing yang melakukan urusan niaga dengan Iran.
Sekertaris Pers Gedung Putih Jay Carney mengatakan sanksi Uni Eropa itu merupakan dukungan tambahan yang sangat besar pengaruhnya bagi strategi diplomatik untuk memaksa Iran memilih antara isolasi atau memenuhi kewajiban internasionalnya.
Iran sedang mengolah uranium yang mereka sebut "energi sipil" dan akan digunakan dalam program penelitian medis, serta membangkang beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB.
Negara-negara Barat yang mendukung resolusi itu menghendaki Iran menghentikan kegiatan pengolahan uranium yang mereka khawatirkan dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir.
Carney mengatakan Iran masih mempunyai kesempatan untuk melakukan perundingan guna menyelesaikan masalahnya. Menurut Carney, kesempatan tersebut dimulai dengan pembicaraan tingkat pakar di Istanbul hari Selasa. Iran dan ke-5 anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman gagal mencapai terobosan dalam tiga babak perundingan tingkat tinggi yang diadakan sebelumnya tahun ini.