REPUBLIKA.CO.ID, Kemenangan demi kemenangan yang diraih umat Islam di era keemasan abad ke-7 hingga ke-13 M telah membuat kalangan non-Muslim menaruh dendam.
Salah satu upaya yang mereka lakukan untuk menghancurkan agama Islam ialah melalui karya tulis. Para orientalis pun berupaya menjelek-jelekkan Islam dan Nabi SAW.
Menurut Dr Qasim Assamurai, orientalisme muncul akibat adanya pergesekan antara orang-orang Islam dan orang Romawi dalam Perang Muktah yang tejadi pada tahun ke-8 Hijriah atau 629 M dan Perang Tabuk pada tahun ke-9 Hijriah atau 630 M.
Pada periode sebelum meletusnya Perang Salib dan masa Perang Salib hingga sampai masa pencerahan, para orientalis menyerang Islam dan Rasulullah SAW lewat karya tulis.
Ajaran Islam pun secara sengaja digambarkan secara salah. Mereka menulis biografi Nabi Muhamamd SAW secara sembarangan. Tujuannya adalah menghancurkan citra Rasulullah.
Selama kurang lebih 12 abad, referensi-referensi di negara Bizantium dan Eropa menggambarkan Rasulullah sebagai musuh bersama mereka. Nabi Muhammad dianggap tak hanya mengancam ideologi, tetapi juga eksistensi mereka saat itu. Tulisan-tulisan propaganda untuk menghancurkan Islam tersebar di Barat.
Seorang orientalis berkebangsaan Prancis, Ernest Renan (1823-1892 M), mengakui adanya upaya untuk menodai sosok Rasulullah SAW di negara-negara Barat. Menurutnya, selama berabad-abad, para penulis Nasrani telah menulis sejarah yang cukup aneh tentang Nabi Muhammad.
"Sejarah yang mereka tulis penuh dengan kebohongan dan dusta," ujar Renan. “Sebagian besar data yang dikutip oleh para orientalis itu mengandung kedengkian dan kebencian terhadap figur Muhammad.”
“Sosok Muhammad digambarkan sejarah di abad pertengahan sebagai seorang fasik, pembohong, dan terkadang disebut sebagai seorang penyihir. Sirah Rasulullah dijadikan simbol kejelekan dan kisah-kisah yang negatif,” lanjut Renan.
Orientalis bernama Theofan (751-818 M), dalam bukunya berjudul Peristiwa Sejarah, menulis sesuatu yang salah tentang Nabi SAW. Menurut dia, kematian Rasulullah diakibatkan oleh konspirasi yang dilakukan oleh sepuluh pemuda Yahudi. Tindakan tersebut mereka ambil lantaran Rasulullah membolehkan memakan daging sebagaimana yang dipercaya dan dilakukan oleh Nabi Isa beserta pengikutnya.
Menurut ajaran agama Yahudi, kata Theofan, memakan daging adalah perbuatan yang dilarang. Atas dasar itulah, lanjut orientalis itu, kesepuluh pemuda tersebut berkonspirasi dan mencari kesempatan membunuh Rasulullah.