REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Ramadhan 1433 Hijriyah tinggal menghitung jam. Tapi, warga Tepi Barat, Palestina, terancam kekurangan air selama bulan yang dinantikan umat Islam seluruh dunia tersebut.
Arif Diragimah, Ketua Dewan Kota Al-Malih, Agwar utara, mengatakan, sejumlah wilayah mengalami kekurangan air, akibat ulah Israel yang menguasai sejumlah sumber air di Agwar. Parahnya, Israel melarang warga Palestina datang ke tempat tersebut untuk mengambil air.
"Israel memasang jaringan pipa untuk menyalurkan air tanpa memperhatikan kebutuhan warga Palestina," ungkap dia seperti dikutip infopalestina.com, Rabu (18/7).
Arif mengungkapkan, Israel menguasai mayoritas sumber air dari 600 titik di Tepi Barat. Akibatnya, warga di wilayah Agwar terpaksa menempuh jarak 20 kilometer demi membeli air, itupun dengan harga yang sangat tinggi.
Pengamat perkotaan Abdul Hadi mengatakan, Israel telah merampas 52 persen sumber air milik warga Palestina di Tepi Barat. Sebanyak 32 persen mereka gunakan untuk keperluan permukiman Zionis.
Sementara itu, hanya 16 persen dari sumber air yang dimiliki Palestina di Tepi Barat. "Ironisnya, tidak mudah bagi warga memanfaatkan sumber air itu lantaran Israel melarang warga mendekat sumber-sumber air," pungkasnya. Agung Sasongko