REPUBLIKA.CO.ID, Hari itu, Senin, 22 Maret 2004, bertepatan dengan 1 Shafar 1425 Hijriyah, dunia Islam kembali berduka.
Salah seorang tokoh Muslim dunia yang juga pemimpin spiritual Hamas, Syekh Ahmad Yassin, wafat di tempat pengasingannya di Jalur Gaza, Palestina.
Bukan kematian sang tokoh yang ditangisi masyarakat Muslim, namun cara ia menghadap Sang Khalik-lah yang membuat umat Islam dunia terhentak dan kaget.
Ia syahid setelah tiga buah rudal yang dilepaskan melalui helikopter Apache milik tentara Israel menghantam tubuhnya yang lumpuh total. Saat itu, ia baru saja selesai menunaikan shalat Subuh berjamaah di Masjid Al-Mujama' Al-Islami di Kota Gaza.
Semasa hidupnya, Syekh Yassin dikenal gigih dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah zionis Israel. Sosoknya menjadi motivator dan pemompa semangat jihad di kalangan generasi muda Palestina.
Walaupun usianya uzur, kondisi tubuhnya lumpuh dari leher hingga ujung kaki dan setiap hari harus menggunakan kursi roda, namun hal itu tidak menghalanginya untuk berdakwah, memimpin dan membina umat, serta berjuang bersama rakyat Palestina di Jalur Gaza. Karena itu, dia seringkali dijadikan target sasaran tentara Israel.
Nama lengkapnya Syekh Ahmad Ismail Yassin, dilahirkan di Desa Al-Jaurah, pinggiran Al-Mijdal, sebelah selatan Kota Gaza (sekarang dekat Ashkelon di Israel). Tanggal kelahirannya tidak diketahui secara pasti.
Menurut paspor Palestinanya, ia lahir pada 1 Januari 1929. Namun, ia telah menyatakan bahwa sebenarnya lahir pada 1938. Sedangkan, sumber Palestina mendaftarkan tahun 1937 sebagai tahun kelahirannya.
Saat masih kanak-kanak, Yassin dan keluarganya telah dipaksa menjadi pengungsi. Hal ini disebabkan, terjadinya peperangan rakyat Palestina dengan Israel pada tahun 1948. Sejak saat itu hingga akhir hayatnya, ia tinggal dan hidup di tanah pengungsian.
Saat berusia 12 tahun, ia mengalami kecelakaan dalam sebuah kegiatan olahraga sehingga menyebabkan kelumpuhan total. Dan itu membuatnya harus menggunakan kursi roda sepanjang sisa hidupnya.