REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Dua serangan bom mobil terjadi di bagian tengah Baghdad, Selasa (31/7), dan menewaskan sedikitnya 19 orang. Sementara pasukan keamanan Irak menghadapi dua serangan bom bunuh diri di stasiun polisi. Pengeboman itu ditujukan untuk membebaskan tahanan Al Qaidah.
Serangan besar tersebut mempertegas betapa seriusnya perjuangan Irak menghadapi kelompok perlawanan lebih dari tujuh bulan setelah tentara terakhir AS meninggalkan negeri tersebut. Irak terus diliputi ketegangan sektarian dan ketidakstabilan politik.
Asap hitam tebal membubung ke udara dari pusat Ibu Kota Irak tersebut, tempat bom mobil meledak berselang beberapa menit, sehingga korban tewas dan cedera tergeletak di jalan atau berada di dalam satu minibus yang sudah rusak, kata beberapa saksi mata dan polisi.
Saat pasukan keamanan mulai membantu para korban, dua pengebom bunuh diri dengan berpakaian perwira polisi memasuki satu kantor polisi yang berdekatan, tempat tahanan Al Qaidah berada. Mereka berusaha membebaskan anggota Al Qaidah tersebut.
Tidak jelas berapa orang telah tewas atau cedera dalam serangan itu, tapi kedua pengebom telah tewas, kata seorang pejabat keamanan sebagaimana dilaporkan Reuters yang dipantau Antara, Rabu (1/8). Serangan tersebut dilancarkan bersamaan dengan lonjakan kerusuhan di Irak dan peningkatan pertumpahan darah di Suriah.