REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ustaz Toto Tasmara
Bila ada air mata yang paling penuh berkah, ia adalah air mata yang mengiringi hati yang basah menyesali dosa-dosa. Bila ada kata yang paling indah, ia adalah rintihan istighfar, memohon ampunan dari Allah. "Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya tobat." (QS at-Tahrim [66]: 8).
Betapa baginda Rasul --kekasih Ilahi-- masih mendesahkan pujian dan permohonan ampun kepada-Nya. Diriwayatkan di dalam Muslim bahwa Rasulullah bersabda, "Wahai sekalian manusia, bertobatlah kamu sekalian kepada Allah dan beristighfarlah (memohon ampun) kepada-Nya, sesungguhnya aku beristighfar setiap hari seratus kali.” (HR Muslim, 1404).
Tidakkah hati kita merunduk, merenda rasa malu dalam jiwa. Berapa kalikah kita dalam sehari beristighfar? Sedangkan Rasulullah -- manusia pilihan langit yang akhlaknya telah menggetarkan hati para malaikat, yang surga tidak akan dimasuki siapa pun kecuali Rasulullah terlebih dahulu -- masih beristighfar seratus kali dalam sehari.
Wahai hamba Allah, hari ini, bahkan detik ini, berlarilah mengejar cahaya surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Berprasangkalah yang baik kepada Allah, karena Allah akan berbuat sebagaimana prasangkamu kepada-Nya. Yakinlah bahwa Dia lebih cepat pengampunannya. Dia sangat sabar menunggumu di pintu-pintu tobat. Bahkan, sebelum nyawa tersedak di tenggorokan, --sebelum kaki beku, lidah kelu-- Allah masih setia menjaga pintu tobat, karena kasih sayang kepada hamba-Nya.
“Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, "Sesungguhnya saya bertobat sekarang." Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedangkan mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (QS an-Nisa [4]: 18).
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Abdullah bin Umar RA berkata, ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tetap menerima taubat seorang hamba-Nya selama ruh (nyawanya) belum sampai di tenggorkannya.” (HR Tirmidzi).
Ketahuilah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat. Kegembiraan Allah akan hamba-Nya yang bertaubat melebihi kegembiraan orang yang menemukan barangnya yang hilang. Anas bin Malik RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah lebih suka menerima taubat seorang hamba-Nya, melebihi dari kesenangan seseorang yang menemukan kembali untanya yang telah hilang daripadanya di hutan.” (HR Bukhari-Muslim).
“Sesungguhnya Allah membentangkan tangan rahmat-Nya pada waktu malam supaya bertobat orang-orang yang berbuat dosa di siang hari, juga mengulurkan tangan kemurahan-Nya pada waktu siang, supaya bertaubat orang-orang yang berbuat dosa di malam hari. (HR Muslim).