Rabu 01 Aug 2012 13:54 WIB

Pesawat Tanpa Awak AS Buat Muslim Pakistan Takut Tarawih

Rep: Agung Sasongko/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pesawat tanpa awak AS/ilustrasi
Foto: gizmag.com
Pesawat tanpa awak AS/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD - Serangan pesawat tak berawak yang dilancarkan AS membuat sebagian besar Muslim Pakistan merasa was-was ketika hendak melaksanakan tarawih. "Sangat disayangkan. Padahal saya telah berniat untuk tidak meninggalkan shalat tarawih," papar Rahat Dawar, warga Dattakhel, kota kecil di Waziristan Utara, seperti dikutip onislam.net, Rabu (1/8).

Selama lima tahun terakhir, kota Dattakhel telah menjadi salah satu target utama serangan pesawat tak berawak AS. Ironisnya, mayoritas serangan itu tidak berhasil mengenai target sasarannya. Sebaliknya, lebih banyak korban sipil berjatuhan, termasuk perempuan dan anak-anak.

"Kota ini menjadi sasaran karena merupakan lokasi pertemuan kelompok Taliban. Selama tujuh bulan terakhir,  lebih dari 300 orang tewas dalam 29 serangan tanpa awak," kata Dawar.

Data New American Foundation dan Human Rights Watch menyebutkan hampir 50 persen dari korban serangan pesawat tak berawak adalah wargha tak berdosa. Pakistan sendiri melancarkan aksi protes dengan serangan ini lantaran efektifitasnya diragukan. Para analis percaya, protes Pakistan itu hanyalah sandiwara. Sebenarnya, telah terjadi kesepakatan antara Islamabad dan Washington. 

Memasuki 10 hari kedua Ramadhan, telah terjadi dua serangan pesawat tak berawak. Warga Pakistan yang melihat serangan itu menjadi panik. "Siang dan malam, kami melihat pesawat hampir dua atau empat kali dalam sehari," kata Dawar.

Dawar mengungkap, ketika melaksanakan tarawih pertama suara bising dari pesawat membuatnya terganggu. "Setiap kali saya sujud, pesawat itu menembakan rudal. Spontan saya tidak khusyuk," kata Dawar.

sumber : onislam.net
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement