REPUBLIKA.CO.ID, Misalnya, amal andalan berupa sedekah karena cenderung suka bersedakah, shalat dhuha karena gemar, zikir karena senang, sabar, suka memaafkan, tidak memendam kedengkian, dan sebagainya, bisa dijadikan sebagai amal andalan.
Amal andalan ini apa pun bentuknya merupakan bagian dari upaya untuk membuat penghalang diri dari neraka dan mendekatkan kepada surga. Rasulullah SAW bersabda, ”Buatlah penghalang antara kamu dan neraka walaupun dengan pecahan (sebelah) kurma." (HR. Bukhari-Muslim)
Namun, ada peringatan dari Rasulullah untuk tidak terlalu fanatik dan ekstrem dalam mengandalkan puasa dengan melakukan puasa sepanjang tahun karena hal ini akan menyusahkan diri di kemudian hari juga karena terlalu memperberat diri.
Sebagaimana dibuktikan oleh sahabat Abdullah bin Amr bin Ash. Beliau memberikan ketentuan yang wajar bahwa puasa sebanyak-banyaknya adalah puasa setengah tahun atau yang disebut dengan puasa Dawud, yaitu sehari berpuasa sehari berbuka, dan seterusnya. Puasa Dawud nilainya sama dengan puasa sepanjang tahun.
Syafaat yang menjadi jaminan orang-orang berpuasa dan pintu Rayyan yang menyambut hangat mereka di surga, keduanya merupakan balasan bagi orang-orang yang menjadikan puasa sebagai andalan. Mereka melakukan puasa secara langgeng, tak ubahnya hobi yang digemari.
Salah seorang sabahat Rasulullah SAW, Abud Darda pernah memperingatkan, "Lakukanlah shalat dua rakaat di kegelapan malam untuk menolongmu di kegelapan kuburan. Berpuasalah pada hari yang sangat panas agar bisa membantumu menghadapi panasnya hari kebangkitan. Bersedekahlah supaya sedekah itu menolongmu dari keburukan hari yang sangat menyusahkan."