Selama Ramadhan, Batik Kudus Laris Manis

Red: Chairul Akhmad

Rabu 01 Aug 2012 21:23 WIB

Salah satu pameran kain batik Kudus. Foto: Republika/Aditya Salah satu pameran kain batik Kudus.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS – Omzet penjualan para perajin batik tulis di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, naik secara bervariasi selama Ramadhan 2012 dibanding sebelumnya.

Menurut pemilik Sanggar Muria Batik Kudus, Yuli Astuti, kenaikan omzet penjualan batik tulis mulai dirasakan sejak awal bulan puasa yang ditandai dengan kenaikan jumlah pesanan batik tulis berbagai motif.

"Jika dihitung, jumlah pesanan sejak awal bulan puasa hingga pekan ini sudah mencapai 200 potong," ujarnya, Rabu (1/8).

Mayoritas pembelinya, kata dia, merupakan warga Kudus yang akan dijadikan tanda mata untuk relasi maupun kerabatnya yang ada di luar Kudus. Motif batik tulis yang cukup diminati, yakni ornamen kaligrafi dan menara yang menjadi ciri khas Kudus.

Selain dari Kudus, ungkap Yuli, pemesan batik tulis khas Kudus juga datang dari sejumlah pembeli dari Jakarta, termasuk dari perusahaan yang hendak dijadikan tanda mata untuk tunjangan hari raya.

Meskipun pesanan mengalami lonjakan hingga puluhan persen, dibanding hari-hari biasa, harga jual batik tulis setiap potongnya tidak mengalami kenaikan. Harga jual yang ditawarkan antara Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta per potong, yang disesuaikan dengan motif dan tingkat kesulitan dalam proses pembuatannya.

Yuli memperkirakan, lonjakan permintaan akan terlihat kembali pada saat lebaran, karena pengalaman sebelumnya banyak pemudik yang membeli batik tulis khas Kudus untuk dijadikan oleh-oleh khas selain makanan khas Kudus.

Terpopuler