REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT-- Hizbullah Libanon menolak panggilan untuk pelucutan senjata yang dikampanyekan Amerika Serikat dan sekutunya. Kelompok tersebut mengatakan, kehadiran gerakan perlawanan bersenjata diperlukan untuk melindungi negara dari ancaman militer Israel.
Berbicara pada ulang tahun ke 67 yayasan Angkatan Darat Libanon pada Rabu (1/8) malam lalu, Sekertaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah menolak permintaan peluncutan senjata. Ia mengecam upaya AS dan Israel untuk melucuti senjata kelompok perlawanan.
Kampanye pelucutan senjata Hizbullah tersebut dimulai, setelah tentara Israel yang menduduki Lebanon Selatan sejak tahun 2000 harus hengkang. Nasrallah ingat kemenangan Hizbullah melawan Israel dalam perang Juli 2006 lalu. Ia mencatat gerakan Hizbullah selama ini telah melindungi rakyat Libanon dari ancaman Israel.
"Jika kita menyerahkan senjata kelompok perlawanan kepada tentara, dimana senjata itu akan ditempatkan nantinya?" kata Nasrallah.
Ia menjelaskan, militer adalah lembaga terorganisir, sehingga tak kan bisa menyembunyikan rudal dan persenjataan lain dalam kasus serangan Israel. Oleh karenanya menurut Nasrallah, mereka yang ingin melucuti senjata Hizbullah bermaksud menghancurkan gerakan perlawanan dan tentara itu sendiri.