Menjelajahi Inggris di Saat Ramadhan

Red: Karta Raharja Ucu

Jumat 17 Aug 2012 01:31 WIB

Muslim Inggris Muslim Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pengasuh Pesantren Masyarakat Merapi Merbabu, Ustaz Salim A. Fillah berbagi pengalamannya berpuasa di Inggris saat musim panas. Menurutnya, berpuasa di musim panas, selain adem, kering, tak lembab, umat muslim yang berpuasa di Inggris hampir tidak meneteskan keringat.

"Alhamdulillah, cairan tubuh tak terbuang kecuali oleh kencing yang itupun oleh Allah dibuat jarang sekali. Nikmat lain adalah betapa irit baju, tak perlu sering umbah-umbah. Terasa ketika di dua hari pertama sama sekali tak punya pakaian ganti karena Singapore Airlines agak ceroboh," katanya usai mengisi ceramah Ramadhan di Indonesia Islamic Centre, Colindale, London, Selasa (14/8) waktu setemmpat.

Kehadiran Ustaz Salim A Fillah di Inggris atas undangan pengurus Pengajian Masyarakat Indonesia London Raya-KBRI mengisi ceramah selama Ramadhan di KBRI London dan di kelompok pengajian lokality di Inggris termasuk di Belfast, Birmingham, Aberdeen, Edinburgh, Newcastle, Derby, Nottingham, dan Manchester. (baca: Umat Muslim Patut Bersyukur Berpuasa di Inggris).

Transit pendek di Changi karena keterlambatan dari Soekarno Hatta, membuat bagasinya tak terbawa dan dijanjikan baru menyusul dengan penerbangan hari berikutnya. Bagi orang Indonesia, tiga hari memakai yang sama bukanlah kebiasaan, tapi tidak bagi orang Inggris yang biasa memakai baju yang sama berhari-hari.

Menurut Ustaz Salim, penyesuaian yang berat agaknya soal jam tidur. Shalat Isya di Inggris baru tiba pukul 23.00, dilanjut tarawih hingga 01.30 dini hari. Pulang dari masjid harus segera sahur dan Shalat Shubuh.

Acara pertama yang disambangi Ustaz Salim adalah ifthar di Wisma Nusantara, kediaman Dubes Hamzah Thayeb. Tak kurang 300 mendatangi Wisma Nusantara. Di acara tersebut, Ustaz Salim membawakan ceraman bertema 'Membangun Taqwa dengan Ibadah'.

Ada pengalaman unik ketika Ustaz Salim berkeliling Inggris untuk memberikan tausiah. Di Inggris, satu poundsterling bernilai sekitar Rp 14 ribu sampai Rp 15 ribu. Saat itu, ketika hendak terbang menuju Belfast, Irlandia Utara, Ustaz Salim luma memasukkan deodoran ke dalam plastik transparan saat diperiksa mesik X-Ray di Bandara Stansted, London.

Petugas pun terpaksa menggeledah isi tas Ustaz Salim. Meski serius menggeledah, petugas bandara tetap ramah dan berbincang santai. Hingga ia menemukan buku tabungan yang terbawa di tas, lalu dibuka dan dibacanya. "Whoaa! Sir, I think you're the richest man I have ever met!" teriak petugas bandara yang melihat nominal di buku tabungannya.

"Ha ha, I don't think so!" jawabnya.

Bayangkan petugas itu melihat angka rupiah dan mengira setiap bilangan senilai dengan uang poundsterling! Jadi di benaknya, 15 ribu kali lebih kaya daripada aslinya.

Terpopuler