REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu akan berbicara mengenai bahaya program nuklir Iran dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB di New York, September mendatang.

Belum jelas apakah Netanyahu akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama selama kunjungan ke Negeri Paman Sam pada 27-30 September mendatang. Pertemuan terakhir Netanyahu dan Obama terjadi pada Maret di Gedung Putih.

Pada debat tahunan Sidang Majelis Umum PBB, Netanyahu menyatakan, "Saya akan memberitahu semua negara di dunia dengan jelas, kebenaran mengenai rezim teror Iran yang merupakan ancaman terbesar bagi perdamaian dunia."

Netanyahu mengingatkan kepada dunia jika waktu untuk menghentikan apa yang Iran lakukan untuk mendapatkan senjata nuklir, hampir habis. Netanyahu mengklaim upaya Iran sudah meningkatkan keprihatinan internasional mengenai kemungkinan Israel menyerang Iran.

Amerika Serikat mendesak Israel memberi waktu lebih lama untuk berdiplomasi dengan Iran dan menahan sanksi internasional kepada negara yang dipimpin Mahmoud Ahmadinejad itu. Israel dipandang banyak negara sebagai satu-satunya negara bersenjata nuklir di Timur Tengah, dan Iran bersikukuh program atomnya semata-mata bertujuan damai. Penegasan itu disampaikan Pemimpin Spiritual Iran, Ayatullah Ali Khamenei dalam pidato pembukaan pertemuan Gerakan Non-Blok (GNB), Kamis (30/8).

Israel mengutuk keras kecamanan kuat Khamenei mengenai negara Yahudi, yang disampaikan dalam pertemuan GNB. Khamenei menyebut para pejabat Israel sebagai srigala Zionis ganas yang sadis memperlakukan warga Palestina.

Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman mengecam pidao anti-Israel di Teheran itu. Ia menyebut pernyataan Khamenei sebagai, "Itu pawai kebodohan yang belum pernah kita saksikan sejak 1930-an," sebut Lieberman seperti dilaporkan Reuters, Jumat (31/8) pagi. Lieberman mengingatkan tentang propaganda anti-Semit oleh Nazi, yang dituding menewaskan enam juta orang Yahudi selama Perang Dunia II.

Ikuti Whatsapp Channel Republika