REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengumumkan akan menambah bantuan untuk Suriah sebanyak hampir dua kali hingga 347 ribu dolar AS. Bantuan tersebut akan diperuntukkan untuk orang-orang yang membutuhkan, termasuk lebih dari setengah juta anak-anak Suriah yang harus mengungsi.
Juru bicara PBB, Martin Nesirky, mengatakan lebih dari 1,2 juta orang mengungsi di dalam wilayah Suriah, separuh dari mereka adalah anak-anak. Sementara itu sebanyak 250 ribu warga Suriah mengungsi di negara-negara tetangga seperti Turki, Lebanon, dan Irak.
Agustus kemarin saja terdapat 100 ribu orang yang terdaftar sebagai pengungsi. Rencana kemanusiaan PBB berfokus pada kesehatan, makanan, mata pencaharian, perbaikan infrastruktur, pelayanan masyarakat, dan pendidikan. Selain itu, fokus juga diarahkan ke tempat tinggal di wilayah-wilayah konflik seperti Homs, Hama, Idlib, Damaskus, Deir el-Zour, dan Aleppo.
Nesirky mengatakan rencana tersebut mencakup 57 proyek. Akibat perang saudara yang kian intensif di Suriah, jumlah orang yang membutuhkan bantuan meningkat dua kali lipat dibandingkan Juli lalu dengan angka mencapai 2,5 juta orang.
Sekjen PBB, Ban Ki-moon, telah mendesak negara-negara donor untuk meningkatkan kontribusi bantuan mereka. Jumat (7/9) waktu setempat lalu, Uni Eropa (UE) menyatakan akan memberi tambahan senilai 76 juta dolar AS. Pengumuman tersebut muncul beberapa saat setelah Prancis mengungkapkan akan memberi bantuan langsung dan bantuan uang untuk lima kota yang dikuasai pemberontak Suriah.
Komisaris UE untuk bantuan kemanusiaan, Kristalina Georgieva, mengatakan pada pertemuan para menteri luar negeri di Siprus, bahwa bantuan akan diberikan kepada lembaga yang menyediakan tempat penampungan, bantuan medis, dan serta upaya kemanusiaan lainnya.