REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Seharusnya jamaah usia lanjut tidak telantar selama menjalankan ibadah haji karena sudah dibentuk manajemen pelayanan yang memberi perhatian hingga ke individu. Hal ini dikatakan Sekretaris Daerah Kerja Jeddah Nur Alya Fitra.
Menurutnya jumlah anggota jamaah usia lanjut cukup banyak tahun ini."Untuk itu, kita sudah membuat sistem pengawasan berjenjang, dari satuan kelompok terbang yang dipimpin seorang ketua, lalu ketua rombongan, kemudian ketua regu yang beranggotakan 10 orang," kata dia.
Pada regu, kata Fitra, juga dibagi, lima usia muda dan lima usia lanjut. "Pada jamaah usia muda diamanatkan untuk mengawasi dan membantu jamaah usia lanjut," katanya.
Karena itu, dia menilai, jamaah usia lanjut tidak perlu khawatir jika berhaji tanpa pendamping, karena sesungguhnya mereka didampingi okeh anggota regunya.
Di luar manajemen kelompok terbang juga sudah ada jenjang unit kerja, dari daerah kerja yang dipimpin seorang kepala, lalu ketua sektor, lalu ada seksi-seksi, seperti seksi layanan kesehatan dan seksi layanan ibadah yang memiliki sejumlah anggota. "Permasalahan yang dihadapi jamaah yang tidak bisa diselesaikan di regu, rombongan atau kloter bisa dilimpahkan ke seksi, sektor atau daerah kerja," kata Fitra.
Namun, kata dia, tidak menutup kemungkinan sistem itu tidak berjalan pada satu atau dua kasus. Untuk itu akan dilakukan pembinaan lagi kepada regu dan rombongan agar tidak ada anggota jamaah haji yang telantar.
Dia memberi contoh, pada saat turun dari pesawat di Jeddah, selain ada petugas bandara yang mendampingi, jamaah lanjut usia didampingi oleh petugas layanan umum ke tempat istirahat sementara di pelataran bandara lalu dicek ulang sebelum naik ke bus.
"Setelah di bus, kewenangan ada pada ketua rombongan dan ketua regu untuk mengurus keperluan lainnya. Karena itu ketua rombongan dan ketua regu diberi honor karena tugas dan tanggungjawabnya," kata Fitra.