REPUBLIKA.CO.ID,MADINAH---Menyusul kasus jamaah calon haji (calhaj) yang tidak mengambil miqat di Bir Ali, petugas Daerah Kerja Madinah melakukan langkah-langkah antisipatif.
‘’Pihak kami sudah menekankan pada petugas agar mengecek jamaah apakah sudah niat umrah atau belum,’’ ujar Sekretaris Daerah Kerja Madinah, Sofwan Abdul Djani, Jumat (5/10).
Sofwan mengungkapkan belum lama ini terjadi kasus calhaj yang nyaris melewati miqat di Bir Ali yang merupakan tempat awal berniat umrah untuk para jamaah dari Madinah yang akan menuju Makkah.
Bahkan, bus yang ditumpangi para jamaah itu sudah mencapai kawasan Sasco yang berjarak sekitar 200 meter dari Bir Ali. Beruntung, bus yang mengangkut jamaah dari embarkasi Surabaya atau SUB 9 rombongan 1 itu mengalami masalah karena ban kempes.
Akhirnya, bus itu pun berhenti. Langsung saja petugas haji sektor Bir Ali melakukan pengecekan. Ternyata, benar saja, para calhaj dalam bus itu belum turun dan mengambil miqat di Bir Ali.
Setelah itu armada bus langsung diarahkan kembali ke Bir Ali. Yang mengejutkan, bus itu ternyata mengambil rute yang sama sekali tidak melintasi Bir Ali sejak dari pemondokan.
‘’Untung ban bus ini kempes, sehingga tim buru sergap kami bisa mengejar dan menjemput bus itu kembali ke Bir Ali,’’ papar Sofwan.
Sebelumnya, sempat pula terjadi kasus serupa. Bahkan, ketika itu jamaah dari Madinah itu sudah tiba di Makkah tanpa turun di Bir Ali lebih dulu. Menurut Sofwan, para jamaah asal Surabaya atau SUB 1 rombongan 8 tersebut sebenarnya sudah masuk ke areal Bir Ali.
Namun, anehnya, sopir bus tersebut tidak membuka pintu bus sehingga tak ada jamaah yang turun.
Sofwan menilai hal ini merupakan tanggung jawab sopir bus dan ketua rombongan jamaah. Seharusnya mereka inilah yang bertugas memberitahu dan mengarahkan jamaah agar turun di Bir Ali untuk mengambil miqat sebelum menuju Makkah.
Lantaran itu pula, Sofwan menekankan pada petugas agar selalu mewaspadai tiap bus yang masuk. Mereka inilah yang harus memastikan untuk membuka pintu tiap bus yang masuk serta meminta jamaah agar turun di Bir Ali.
‘’Saat ini kami tidak akan bertoleransi. Kami harus mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi,’’ ujar Sofwan tegas.
Apalagi, nyaris terulang kasus serupa untuk kali ketiga lantaran ada satu dari 10 bus yang singgah ke Bir Ali tidak dibukakan pintu oleh sopirnya.
Sofwan memastikan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan para kepala sektor agar terus memantau keberadaan bus. Setelah bus keluar dari pemondokan, koordinasi pun dilakukan dengan sektor Bir Ali.
Kasus jamaah melewati Bir Ali sendiri rawan terulang lantaran ada saja ulah nakal oknum sopir bus yang nakal. Ini karena sebenarnya bus yang sudah miqat di Bir Ali mendapatkan stiker khusus yang menjadi penanda sudah mengambil miqat.
Faktanya, ada sopir bus yang sudah menempel stiker itu meski belum mengambil miqat di Bir Ali. ‘’Begitu masuk Bir Ali, biasanya para sopir bus baru dibagikan stiker. Ternyata, ada sopir bus yang sudah punya stiker itu lebih dulu,’’ ungkap Sofwan.
Dia juga menyebutkan ada sanksi terhadap sopir nakal itu. ‘’Kami akan memberitahu pada pemimpin perusahaan bus itu sehingga para sopir nakal yang tidak berhenti miqat akan mendapatkan sanksi,’’ ujar Sofwan tegas.
Terkait jamaah yang melewati Bir Ali hingga tiba di Makkah, pihaknya masih menunggu koordinasi dengan Daerah Kerja Makkah. Ada kemungkinan para jamaah itu harus membayar dam sebesar 400 riyal atau setara dengan Rp 1 juta.