REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jumlah jamaah calon haji Indonesia yang sakit dan uzur dipastikan harus tetap mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji. Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayat, telah memerintahkan seluruh petugas bimbingan ibadah untuk merekam seluruh proses ibadah yang dilakukan oleh jamaah yang sakit dan uzur.
''Dengan merekam seluruh data itu, maka kita bisa mengetahui apakah jamaah yang sakit dan uzur itu sudah melakukan umrah atau belum,''ungkapnya, Senin (8/10).
Arsyad menambahkan, para pembimbing ibadah juga harus memastikan bahwa jamaah sakit dievakuasi dari Madinah harus benar-benar telah menunaikan umrah. ''Seluruh petugas harus menyukseskan sasaran haji, yakni jamaah yang berangkat ke Tanah Suci bisa melaksanakan seluruh rangkaian ibadah,'' ungkap Arsyad.
Data hasil rekaman proses ibadah jamaah yang sakit dan uzur itu diperlukan agar keluarga mereka di Tanah Air meyakini bahwa anggota keluarganya bener-benar telah menunaikan ibadah haji.
Sebanyak 20 persen jamaah calon haji Indonesia yang menunaikan rukun Islam kelima tahun ini berusia lanjut. Selain itu, sekitar 50 persen jamaah tergolong kelompok risiko tinggi (risti). Hingga Senin (8/10) pagi, jumlah jamaah calon haji Indonesia yang tiba di kota Makkah mencapai 62 ribu orang terdiri dari 153 kloter.
Berdasarkan data pada Balai Pengobatan Haji Indonesi (BPHI) Makkah, setiap hari ada puluhan orang yang menjalani rawat jalan. ''Ada sebanyak 32 jamaah haji yang dirawat inap di BPHI Makkah,'' ungkap Kepala BPHI Makkah, dr Agus Widiyatmoko SpPD. Selain itu, jamaah rawat inap di RS pemerintah Kota Makkah mencapai 11 orang. Jamaah haji yang wafat di Makkah mencapai lima orang.
Agus meminta agar jamaah calon haji sakit yang dievakuasi dari Madinah diniat-ihramkan sebelum berangkat ke Makkah. Sehingga, kata dia, jamaah yang sakit bisa tetap menjalankan ibadah umrah.
Berdasarkan pantauan ROL ke sejumlah sektor, rata-rata gangguan kesehatan yang dialami jamaah adalah batuk dan pilek. Banyak pula jamaah yang jatuh sakit karena terlalu memforsir diri untuk datang ke Masjidil Haram setiap waktu shalat. Para petugas di setiap sektor selalu mengingatkan agar jamaah yang kondisi kesehatannya menurun agar beribadah di pemondokan.
Jamaah diminta untuk menjaga kondisi fisik, karena puncak ibadah haji masih sangat jauh. Selama di Tanah Suci, jamaah juga diingatkan untuk menjaga pola makan. Terlebih, saat ini cuaca Kota Makkah terbilang ekstrem bagi jamaah calon haji asal Indonesia.