REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Agama Suryadharma Ali berupaya syiar dakwah agar para dai dan penyuluh agama bisa menyentuh semua kalangan. Supaya kekosongan dakwah tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang mendiskreditkan ajaran agama Islam.
Dukungan penuh juga disampaikan pada protokol antipenistaan agama agar bisa diimplementasikan di tengah dakwah.
“Mengapa aliran sesat muncul, karena ada kesalahan kita tidak memiliki kemampuan untuk memberikan dakwah yang sesungguhnya di masyarakat,” kata Menteri Agama pada acara penutupan Muhibbah Da’i MABIMS (Malaysia, Brunei, Indonesia, Singapura) yang dirangkai dengan pembukaan Pemilihan Penyuluh Agama Teladan tingkat Nasional tahun 2012 di Kantor Kementerian Agama Jalan MH Thamrin, Selasa (9/10) malam.
Menag sempat mengibaratkan antara produksi dan kebutuhan bahan bakar. Jika produksi bahan bakar tidak sebanding dengan kebutuhan, maka bensin oplosan juga dipakai oleh masyarakat.
“Sekarang agama oplosan banyak, akibat dakwah masih kurang. Karena itu tingkatkan dakwah, jangan kita menunggu masalah muncul,” pesannya.
Untuk menjernihkan kembali nilai syair dakwah, Menag menginginkan salah satu muatan penting penyuluhan agama adalah menjelaskan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.
Pasalnya, tugas para dai dan penyuluh agama dimana pun dan kapan pun untuk mendekatkan umat manusia dengan ajaran Islam dengan cara hikmah, memberi nasihat yang baik dan berdiskusi dengan cara-cara yang baik.
“Dimana pun dan dalam keadaan apa pun, bangsa-bangsa Muslim memiliki kepentingan yang sama untuk memajukan dan mengembangkan dakwah di negara masing-masing,” tandas Menag.