REPUBLIKA.CO.ID, Wahai umat manusia, bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa Rasulullah SAW telah melarang permusuhan antar sesama Muslim, bila hanya bermotifkan hawa nafsu dan keinginan.
Karena Allah telah menjadikan kaum Muslimin sebagai umat yang bersaudara. Persaudaraan bermakna saling menyintai dan tidak saling memusuhi.
Wahai hamba Allah, sesungguhnya berbagai fenomena paling menakutkan dan jelek yang terjadi di kalangan kaum Muslimin dan ini merupakan embrio perpecahan dan kejahatan antar sesama adalah permusuhan, iri hati dan dengki. Penyakit inilah yang telah melanda kita.
Sesungguhnya, permusuhan adalah penyakit kronis yang sulit diobati dan telah menghinggapi sebagian manusia. Sehingga seseorang tanpa dibenarkan oleh syariat agama memusuhi saudaranya. Rasulullah SAW dengan tegas melarang perbuatan yang berakibat fatal ini.
Dalam Shahih Muslim disebutkan, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Pintu-pintu surga dibuka setiap hari Senin dan Kamis. Kemudian setiap hamba akan diampuni Allah selagi tidak menyekutukan Allah. Kecuali orang yang antara dia dan saudaranya ada permusuhan. Maka, ketika itu dikatakan, “Tunggulah oleh kalian semua kedua orang ini hingga keduanya berdamai.”
Wahai Hamba Allah, waspadalah, jangan sekali-kali melakukan namimah, ghibah, bermusuhan dan berbohong antar sesama saudara. Umat Islam tidak akan selamat dari serangan penyakit itu, kecuali jika mereka berpegang teguh pada Kitabullah. Kemudian mengamalkannya dan senantiasa mengingat-ingat kandungannya, seakan berada di hadapan mata mereka.
Sesungguhnya, orang yang berpegang pada Kitabullah telah menempuh jalan lurus yang akan mengantarkannya ke pantai keselamatan. Islam adalah agama samawi yang memberi petunjuk ke jalan lurus, membimbing umat manusia menuju kemuliaan, kebahagiaan, dan keberuntungan di dunia dan akhirat.
Sesungguhnya agama kita penuh toleransi menjamin orang yang tahu dan mengamalkannya beroleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Agama ini menganjurkan perilaku kasih sayang dan kejujuran terhadap sesama saudara, menyebarkan nasihat dan akhlak mulia, serta melangkah berdasarkan petunjuk Alquran yang di dalamnya terkandung kebahagiaan abadi.
* Khutbah Masjidil Haram oleh Syekh Abdullah Ibnu Muhammad Al-Khulaifi, Khatib dan Imam Masjidil Haram