REPUBLIKA.CO.ID, Sulit memang menemukan Muslim di Laos. Namun, bukannya tidak ada.
Laos memang dikenal sebagai negara di Asia Tenggara yang populasi Muslimnya paling sedikit. Saat ini, Muslim yang tinggal di wilayah bekas jajahan Prancis itu tak sampai 800 orang.
Sejarah mencatat, Islam masuk ke Laos sekitar abad ke-18. Adalah orang-orang dari Tamil, selatan India, yang pertama kali membawa Islam ke Laos.
Kebanyakan Muslim Tamil adalah laki-laki yang bekerja sebagai penjaga dan buruh. Ada pula yang berdagang, yakni menjual kosmetik yang mereka impor dari Cina, Vietnam, dan Thailand.
Sebagian besar dari mereka tinggal di Vientiane, Ibu Kota Laos. Mereka juga menyebar dan tinggal di tiga kota besar Laos lainnya, yakni Luang Prabang, Pakse, dan Savannakhet.
Islam juga dibawa masuk oleh Muslim dari Pakistan. Banyak dari mereka yang bekerja untuk pasukan Inggris dan ditempatkan di Myanmar selama Perang Dunia pertama. Lokasi Myanmar yang berdekatan dengan Laos membuat Muslim Pakistan yang kerap dipanggil Pakhtun mudah menyebarkan Islam di Laos.
Muslim Pakhtun adalah kelompok etnis Muslim yang cukup besar di Laos. Kebanyakan dari mereka kini telah menjadi penduduk Laos dan menikahi perempuan Laos. Sebagian laki-laki Pakhtun bekerja sebagai pegawai negeri dan polisi. Sejumlah lainnya memiliki toko pakaian atau lahan pertanian.
Pedagang Cina dari Yunan pun berkontribusi terhadap perkembangan Islam di Laos. Para saudagar Cina ini bukan hanya membawa dagangannya ke Laos, namun juga ke negara tetangganya seperti Thailand dan Myanmar.
Oleh masyarakat Laos dan Thailand, para pedagang asal Cina ini dikenal dengan nama Chin Haw. Peninggalan kaum Chin Haw yang ada hingga hari ini adalah beberapa kelompok kecil komunitas Muslim yang tinggal di dataran tinggi dan perbukitan. Mereka menyuplai kebutuhan pokok masyarakat perkotaan.