Rabu 31 Oct 2012 15:38 WIB

Ada 'Masjid Indonesia' di Papua Nugini (2)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Masjid Port Moresby Central Muslim di Papua Nugini (PNG).
Foto: blogspot.com
Masjid Port Moresby Central Muslim di Papua Nugini (PNG).

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 1987, umat Islam negeri itu dengan bantuan Liga Muslim Dunia yang berkedudukan di Arab Saudi mengontrak sebuah rumah di wilayah Korobosea.

Rumah kontrakan itu kemudian diubah dan digunakan sebagai tempat ibadah umat Islam selama bertahun-tahun.

 

Sayangnya, rumah tersebut hanya mampu menampung 50 orang Muslim. Padahal, jumlah Muslim terus bertambah seiring kian banyaknya orang asing yang beragama Islam bekerja di Papua Nugini, khususnya di Port Moresby.

Akibatnya, rumah itu tak bisa lagi menampung umat Islam yang ingin beribadah, terlebih untuk shalat Idul Fitri atau Idul Adha.

Tempat ibadah itu kemudian dialihkan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Port Moresby yang mempunyai halaman cukup luas untuk menampung umat Islam.

Hibahkan tanah

Atas permohonan dari umat Islam di Papua Nugini, pemerintah setempat pada 1992 menghibahkan sebidang tanah seluas 3.500 meter persegi yang berlokasi di luar kantor kompleks KBRI.

Di atas tanah itulah rencananya masjid pertama dibangun. Tetapi, keinginan untuk membangun masjid tidak dapat dilaksanakan secepatnya lantaran dana yang sangat tidak mencukupi.

Melihat kondisi itu maka pada 1996 Duta Besar RI untuk Papua Nugini mengajukan permohonan bantuan ke Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMP) untuk membangunkan masjid di atas tanah yang telah disediakan tersebut.

Pada tahun itu juga, YAMP mengabulkan permohonan tersebut dengan mentransfer dana senilai 100 ribu dolar AS ke KBRI Port Moresby yang selanjutnya diserahkan kepada pengurus Port Moresby Islamic Centre.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement