Rabu 31 Oct 2012 15:47 WIB

Ada 'Masjid Indonesia' di Papua Nugini (3)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Masjid Port Moresby Central Muslim di Papua Nugini (PNG).
Foto: blogspot.com
Masjid Port Moresby Central Muslim di Papua Nugini (PNG).

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 1999, Duta Besar RI di Port Moresby melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan masjid dan baru pada 2001 masjid tersebut selesai dikerjakan.

Masjid yang diberi nama Port Moresby Central Muslim tersebut memiliki luas bangunan 1.000 meter persegi dengan kapasitas 1.000 orang jamaah.

Karena dibangun atas dana dari umat Islam di Indonesia melalui YAMP, tak berlebihan kiranya jika masjid itu disebut “Masjid Indonesia”.

 

Selain untuk shalat, masjid itu juga digunakan untuk menggelar kegiatan keislaman, seperti pengajian serta pesantren kilat yang diselenggarakan dua kali dalam satu tahun.

Sejak berdirinya masjid di Port Moresby itu, tak kurang 200 warga asli Papua Nugini telah menyatakan diri menjadi Muslim.

Islam Bisa Menjadi Mayoritas

Meski jumlah Muslim terbilang masih sangat sedikit di Papua Nugini, tetapi dalam beberapa tahun terakhir jumlahnya terus meningkat.

Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya pejuang dari milisi Islam Laskar Jihad muncul di negara itu. Bahkan, sejumlah pihak memprediksi, Islam bisa menjadi mayoritas di Papua Nugini.

“Dalam waktu 20 tahun hingga 30 tahun mendatang, sebagian besar warga Papua Nugini diperkirakan sudah masuk Islam,” ujar seorang imam di Papua Nugini, Syekh Khalid, seperti dilaporkan ABC News, Australia.

Menurut Syekh Khalid, banyaknya penduduk Papua Nugini yang masuk Islam bukan karena mereka tidak menyukai agama lain, melainkan hanya karena alasan sederhana, yaitu mereka menemukan kepuasan di dalam Islam.

Ia menambahkan, ajaran Islam lebih mudah diterapkan ketimbang ajaran agama lain. “Selain itu, dalam Islam kita adalah guru untuk diri kita sendiri. Tuhan tidak hanya ada di masjid, tetapi selalu berada di samping kita, di mana pun kita berada. Ibadah pun bisa di mana saja. Kita bisa shalat di bawah pohon, di rumah, atau di tempat lainnya," katanya panjang lebar.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement