Kamis 01 Nov 2012 15:12 WIB

Keutamaan Memelihara Syariat Allah (1)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: wordpress.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Wahai kaum Muslimin, bertakwalah kepada Allah, peliharalah perintah-perintah-Nya dan jauhilah segala larangan dan batasan-Nya, maka Allah akan memelihara kalian di dunia dan akhirat.

Adapun caranya adalah dengan memegang teguh segala perintah-Nya melalui pengamalannya dan membatasi diri dari segala larangan-Nya dengan menjauhinya.

Jangan melewati batasan yang telah ditentukan oleh-Nya. Maka, barangsiapa berlaku demikian, ia termasuk orang-orang yang memelihara batasan-batasan Allah yang telah dipuji oleh-Nya dalam kitab-Nya.

Allah SWT berfirman,“Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat.” (QS. Qaf: 32-33).

Perintah Allah yang paling harus dipelihara ialah shalat. Allah SWT telah memerintahkan hamba-hamba-Nya agar memelihara shalat melalui firman-Nya, "Peliharalah semua shalatmu dan (peliharalah) shalat wustha.” (QS. Al-Baqarah: 238).

Dan Allah SWT berfirman, “… dan mereka selalu memelihara shalatnya.” (QS. Al-An’am: 92).

Rasulullah SAW telah bersabda, “Barangsiapa memelihara shalat, ia akan boleh janji dari Allah, yakni Dia akan memasukkannya ke surga.”

Di samping itu, yang wajib dipelihara adalah masalah sumpah. Allah SWT berfirman, “… dan jagalah sumpahmu.” (QS. Al-Maidah: 89).

Sesungguhnya sumpah banyak dilakukan orang, tetapi mereka kebanyakan tidak menepatinya, mereka melalaikan dan tidak memeliharanya. Dan di antara larangan-larangan Allah yang harus dijaga dan dipelihara adalah mulut dan kemaluan.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa memelihara apa yang ada di antara kedua tulang rahang (mulut) dan kedua selangkangannya (kemaluan), masuk surga.” (HR. Hakim dari Abu Hurairah RA).

* Khutbah Masjidil Haram oleh Syekh Abdullah Ibnu Muhammad Al-Khulaifi, Khatib dan Imam Masjidil Haram

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement