REPUBLIKA.CO.ID, VIRGINIA -- Direktur Badan Intelijen Internasional Amerika Serikat (CIA), David Howell Petraeus, mengundurkan diri dari jabatannya. Perselingkuhan dengan seorang penulis, diduga menjadi pemicu dan alasan penguduran diri jenderal angkatan darat berbintang empat ini.
Petraeus mengakui hal tersebut telah menciderai kepercayaan istri dan keluarganya yang sudah berumur 37 tahun. "Perilaku seperti itu tidak dapat diterima, sebagai suami dan sebagai pemimpin lembaga yang kita miliki (CIA)," Petreus menuliskan demikian dalam surat pengunduran dirinya kepada CIA, Jumat (9/11), seperti dilansir NBC News, di hari yang sama.
Mantan Komandan Pasukan Sekutu di Irak dan Afganistan ini mengatakan sudah meminta restu Presiden Barack Obama. NBC News mengatakan persetujuan presiden didapat saat keduanya bertemu Kamis (8/11). Tidak diketahui dimana pertemuan tersebut berlangsung.
Terkuaknya skandal perselingkuhan bermula dari hasil telisiran Badan Intelijen Dalam Negeri AS (FBI) terkait akun surat elektronik (email) milik seseorang perempuan yang dirahasiakan identitasnya. Perempuan ini mengaku terintimidasi dengan email ancaman yang diterima olehnya.
Dia meminta FBI melacak pengirim serta memberikan perlindungan. Tidak diketahui isi ancaman tersebut, namun FBI berhasil meretas pengirim dan menemukan sejumlah nama, di antaranya adalah seorang mantan perwira militer yang kini beralih profesi sebagai penulis wanita bernama Paula Broadwell.
Penyelidikan tidak berhenti, FBI mengamati intensitas pengiriman email milik Paula, dan menemukan sejumlah korespondensi penulis 40 tahun ini dengan Petraeus. Korespondensi tersebut menyudutkan jenderal, karena berisikan rangkaian nada mesra dan secara eksplisit menunjukkan adanya perselingkuhan antara keduanya.
Seorang pejabat tinggi FBI kepada Washington Post mengatakan penerima email bukanlah Holly Petraeus, istri sah Petraeus, juga bukan agen intelijen negara maupun petinggi di pemerintahan.
Presiden Obama menjawab niatan Petraeus dan memuji sikap patriotiknya saat bertugas. Dia menyayangkan skandal tersebut. Tetapi mengaku kehilangan salah satu perwira terbaiknya di militer. "Dave (Petraeus) adalah seorang militer yang mengukir karirnya sejak awal. Kami kehilangan seorang perwira yang paling dihormati di negeri ini," kata presiden, seperti dilansir dalam The Guardian, Ahad (11/11).