REPUBLIKA.CO.ID, Asma memang dikenal sebagai pribadi yang sangat Islami. Ia bahkan merelakan ayahnya menyumbangkan seluruh hartanya demi tegaknya agama Allah SWT.
Pada saat hijrah, Abu Bakar membawa seluruh hartanya yang berjumlah sekitar 5.000 hingga 6.000 dinar.
Lalu kakeknya yang buta, Abu Quhafah datang kepada Asma. Abu Quhafah berkata, “Demi Allah, sungguh aku mendengar bahwa Abu Bakar telah meninggalkanmu pergi dengan membawa seluruh hartanya?''
Mendengar pertanyaan itu, Asma berkata, '''Sekali-kali tidak, wahai, Kakek! Sesungguhnya, beliau telah menyisakan buat kami harta yang banyak.''
Kemudian Asma mengambil batu-batu dan meletakkannya di lubang angin, tempat ayahnya pernah meletakkan uang itu. Kemudian dia menutupinya dengan selembar baju.
Setelah itu Asma memegang tangan kakeknya dan berkata, "Letakkan tangan Kakek di atas uang ini."
Sang kakek pun merasa lega. "Kalau memang dia telah meninggalkan harta untukmu, maka dia telah berbuat baik. Ini sudah cukup bagi kalian."
Kemuliaan akhlak Asma itu telah menenangkan rasa gundah di hati sang kakek. Padahal, yang sebenarnya, Abu Bakar tidak meninggalkan sekeping dinar pun bagi keluarganya. Namun, Asma mengikhlaskannya. Ia tak menuntut harta dari sang ayah.
Bahkan, ketika Zubair bin Awwam meminangnya, Asma tak menuntut apa-apa. Ia menerima Zubair yang tak memiliki apa pun, kecuali seekor kuda.
Dengan penuh keikhlasan, Asma memberi makan kudanya dan mencukupi kebutuhan serta melatihnya. Ia menumbuk biji kurma untuk makanan kuda, memberinya air minum dan membuat adonan roti.