Senin 03 Dec 2012 23:35 WIB

Sistem Syariah Kunci Penting Ekonomi Bangsa, Sayang Kurang Digarap

Rep: Agus Raharjo/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia diprediksikan mampu negara maju suatu hari nanti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menilai, sistem ekonomi syariah dapat menjadi kunci sukses kemajuan perekonomian bangsa Indonesia.

Pasalnya, sistem syariah terbukti mampu menjadi 'self-defence' untuk dirinya sendiri. Yaitu, menjadi produsen sekaligus konsumen.

"Sistem syariah juga dapat masuk dalam lingkup terkecil ekonomi masyarakat," kata Hatta saat membuka Ijtima' Sanawi Dewan Pengawas Syariah VIII di Jakarta, Minggu (2/11) malam.

Hatta menambahkan, keunggulan lain yang ditawarkan sistem syariah adalah proses pergerakannya yang cepat. Satu contohnya, kata dia, dibandingkan dengan bank konvensional, bank syariah lebih cepat dan tidak memerlukan proses panjang dalam memberi kredit pada masyarakat.

Sebab itu, kredit syariah harus dipacu lebih tinggi lagi untuk pertumbuhan bank syariah sendiri. Selain itu, sistem syariah harus masuk ke masyarakat bawah atau akar rumput untuk mengantisipasi kesenjangan perekonomian di Indonesia.

Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional tersebut, sistem ekonomi syariah terus tumbuh. Bukan hanya dalam perbankan, bahkan juga asuransi, koperasi dan sektor lainnya. Hatta menegaskan, pihaknya terus mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

Menurut Hatta, ada tiga hal yang harus disiapkan agar ekonomi syariah dapat terus eksis. Pertama, harus didukung sumber daya manusia yang berkualitas dalam jumlah besar.

Kedua, harus ada infrastruktur untuk memudahkan pertumbuhan ekonomi syariah, seperti meningkatkan kuantitas bank syariah atau layanan syariah lainnya.

Lalu ketiga, harus didukung dengan regulasi dari pemerintah. Terkait regulasi ini, bank syariah dapat memanfaatkan diberlakukannya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai tahun depan.

Sementara itu, ketua Dewan Syariah Nasional, Makruf Amin mengungkapkan, saat ini porsi pasar syariah masih kurang dari target yang sudah dibuat. Dari target pasar 5 persen, masih belum tercapai dan hanya berada di kisaran 4 persen.

Padahal, dilihat dari tingkat pertumbuhan bank syariah, rata-rata pertumbuhannya mencapai 45,21 persen. Saat ini, outstanding bank syariah juga sudah mencapai Rp. 124,36 triliun.

"Harus ada edukasi dan kampanye ekonomi syariah untuk mencapai target itu," kata dia di Jakarta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement