REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng mengaku prihatin atas kematian pemain Persis Solo, Diego Mendieta.
"Tentu saja kita prihatin jika ada atlet yang meninggal dunia di negeri kita. Tidak jadi soal apakah ia seorang Warga Negari Indonesia atau Warga Negara Asing," kata Andi lewat pesan singkat kepada ROL, Selasa (4/12).
Andi menyebut pihaknya berusaha memfasilitasi pertemuan antara PSSI dengan KPSI, agar solusi terkait kisruh sepak bola Indonesia segera didapat. "Kami juga tidak ingin diberi sanksi oleh FIFA. Saya berharap semua pihak bisa membantu mencarikan solusi terbaik agar persoalan masalah sepakbola nasional bisa segera selesai," kata Andi.
Politisi Partai Demokrat itu melanjutkan, "Konflik yang terus berkepanjangan hanya akan menyebabkan kerugian bagi kita semua."
Pemain asal Paraguay itu menjadi korban atas bobroknya persepakbolaan Indonesia. Niatnya mengadu nasib di Indonesia berujung dengan tragis, kematian.
Mendieta menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Moewardi Solo, Senin (3/12) malam. Pesepak bola kelahiran 13 Juni 1980 ini tak kuasa menahan sakit tifus dan infeksi saluran pencernaan yang dideritanya.
Ironisnya, disaat sedang berjuang keras melawan penyakitnya, Mendieta tak mendapatkan perhatian dari Persis Solo. Ia pun tak mampu membeli obat lantaran empat bulan gajinya belum dibayarkan oleh klub divisi utama yang bernaung di bawah PT Liga Indonesia ini. (baca: Inilah Pesan Terakhir Diego Mendieta).