REPUBLIKA.CO.ID, OTISTA -- Pilkada DKI Jakarta tinggal menghitung hari, namun kisruh daftar pemilihan tetap (DPT) tak kunjung menemui titik temu.
Calon Gubernur, Joko Widodo, menilai KPUD DKI Jakarta seharusnya mengikuti suara aspirasi mayoritas calon pasangan gubernur.
‘’Bukan mengikuti yang menerima. Yang setuju penetapan DPT kan cuma satu pasang sementara yang menolak ada lima pasang calon. Tapi kok jadi kebalik, yang lima malah ditinggal,’’ ujarnya ketika menjadi pembicara di sebuah diskusi di Gelanggang Remaja, Otista, Jakarta Timur pada Minggu (10/6).
Pria yang akrab disapa Jokowi mengimbau kepada KPU DKI Jakarta harus segera menyelesaikan persoalan DPT sebelum hari pencoblosan.
Jika KPU masih belum bisa menyelesaikan kisruh DPT ini, pihaknya akan menyiapkan tiga langkah selanjutnya.
‘’Ada tiga opsi, tapi ini masih rahasia. Kalau memang aspirasi itu tidak diakomodir oleh KPU DKI. Opsi tersebut akan kami lakukan,’’ kata dia.
Sebelumnya KPU DKI telah menetapkan DPT untuk pilkada Jakarta pada Sabtu (2/6) lalu. Jumlah calon pemilih yang terdaftar dalam DPT yang ditetapkan KPU sebanyak 6.982.179 orang.
Namun penetapan ini ditolak oleh lima pasangan calon. Yakni Hidayat Nurwahid-Didik J Rachbini, Jokowi-Ahok, Alex Noerdin-Nono Sampono, Faisal Basri-Biem Benyamin, dan Hendarji Supandji-A Riza Patria.
Mereka menolak karena masih ditemukan sekitar ratusan ribu pemilih ganda dan fiktif. Hanya pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang menerima penetapan DPT tersebut.