REPUBLIKA.CO.ID, Selain di kubah dan menara, jumlah anak tangga juga menyiratkan makna khusus.
Anak tangga yang berjumlah lima buah merujuk pada rukun Islam serta jumlah sila dalam Pancasila.
Makna angka lainnya dapat dilihat dari jumlah tiang di bagian interior maupun eksterior. Patut dicatat, tiang di masjid ini berjumlah 20. ''Angka 20 ini sesuai dengan jumlah sifat Allah,'' jelas Syarnubi.
Ketika dicermati, di setiap tiang itu terpajang empat lampu, yang ditempel mengitari tiang. Mengapa lampu itu berjumlah empat?
Menurut Syarnubi, angka itu merujuk pada jumlah Khulafaur Rasyidin. ''Angka-angkat tersebut pada intinya berusaha menghadirkan cerita dan makna dari masjid ini,'' ujarnya.
Secara umum, masjid ini didominasi oleh warna putih. Dominasi putih ini didapat dari tembok yang ditempeli keramik kecil berwarna putih.
''Keramik di tembok itu hanya untuk efisiensi. Supaya tidak sering-sering mengecat,'' celetuk Yusuf Syafei, salah seorang pengurus masjid.
Sayangnya, saat ini tembok keramik itu tak lagi mencorong. Warna putih bersihnya tertutupi oleh lapisan kotoran yang menyelimuti permukaan keramik.
Lapang
Lapang adalah kesan utama yang muncul ketika menapaki bagian dalam masjid. Memang, ada 10 tiang yang terpancang di sana. Namun, keberadaannya tak mengganggu pandangan karena diposisikan di sisi pinggir.
Dengan posisi demikian, ruangan jadi terasa ''plong''. Daya tampung jamaah pun jadi maksimal. ''Di bagian induk, daya tampungnya bisa sampai 600 orang. Tapi kalau sampai ke luar, daya tampungnya mencapai lebih dari 1.000 jamaah,'' terang Syarnubi.