REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan mengembangkan dan meningkatkan daya saing industri tekstil dan produk tekstil (TPT).
Langkah itu dilakukan melalui program revitalisasi unit pelayanan teknis (UPT) tekstil melalui bantuan pengadaan mesin, pemberian bantuan mesin dan peralatan tekstil serta pelatihan teknis bagi sumber daya manusia (SDM) industri.
"Melalui program pengembangan dan peningkatan daya saing industri TPT, diharapkan industri TPT tumbuh 6,52 persen pada 2014 dan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 216.00 orang per tahun sejak 2013 hingga 2014," kata Sekjen Kementerian Perindustrian Anshari Bukhari di Jakarta, Rabu (26/12).
Anshari menyatakan jumlah penduduk yang besar merupakan potensi faktor produksi. Namun, ketidaksesuaian kompetensi SDM dengan kebutuhan industri serta produktivitas tenaga kerja yang relatif rendah, sekaligus menjadi kelemahan faktor SDM industri Indonesia.
Total ekspor produk industri nonmigas dari Januari sampai dengan September 2012, menurut Anshari, mencapai 86,99 miliar dolar AS, turun 5,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan ekspor produk industri TPT mengalami penurunan sebesar 6,86 persen.
"Penurunan kinerja pertumbuhan sektor industri termasuk cabang industri TPT disebabkan melambatnya perekonomian dunia yang berdampak pada memburuknya kinerja perdagangan nasional khususnya negara-negara tujuan ekspor utama seperti Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan ASEAN," kata Anshari.