REPUBLIKA.CO.ID, Pada Agustus lalu Iran menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok yang akan digelar Agustus mendantang. Mengetahui Teheran menghelat salah satu perhelatan penting internasional, seteru bebuyutannya, Amerika Serikat dan Israel tak tinggal diam.
Amerika Serikat malah meminta dunia memboikot pertemuan tersebut. Bahkan Washington memberitahu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon bahwa konferensi tingkat tinggi mendatang di Iran membawa "pesan aneh".
Desakan agar Ban Ki-moon tak hadir AS dikeluarkan setelah Teheran melaporkan bahwa pemimpin PBB itu akan hadir.
Media negara Iran memberitakan bahwa pemimpin PBB itu akan mengunjungi Teheran untuk menghadiri KTT Gerakan Non Blok (GNB) pada 30-31 Agustus. GNB yang beranggota 120 negara dibentuk pada Perang Dingin dengan tujuan menolak aliansi yang berkiblat ke Washington dan Moskow.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland tidak mengeluarkan pernyataan yang mendesak Ban untuk tidak hadir. Namun, mengatakan AS memandang Iran "empat yang tak cocok untuk pertemuan itu. Ia mengklaim KTT tersebut telah menghasilkan resolusi yang berbahaya.
Kesuksesan Teheran sebagai tuan rumah juga terus mendapat sorotan dari Israel.PM Israel, Benyamin Netanyahu menuding sebanyak 120 negara berkumpul di Teheran mendengarkan pernyataan anti-Israel dari pemimpin Iran (Ayatullah Ali Khamenei) dan tidak meninggalkan pertemuan itu. Ia menilai pertemuan itu menunjukkan situasi menjadi berbahaya/
KTT Non-Blok menghasilkan resolusi yang mendukung program nuklir damai Iran. Terkait hal ini, Netanyahu menilai komunitas internasional tidak memiliki sikap yang tepat terhadap ancaman pengayaan uranium dan penguasaan nuklir.
"Komunitas internasional tidak menempatkan garis merah yang jelas bagi Iran. Tapi bagaimanapun, Iran tidak akan menghentikan program nuklirnya," tandas Netanyahu.
Ironisnya Israel juga ambigu terhadap program nuklir. Negara Zionis penjajah Palestina itu diyakini memiliki ratusan hulu ledak nuklir. Namun, rezim Zionis selalu menolak mengakui hal itu. Sebaliknya, Israel juga menolak untuk bergabung dalam perjanjian Non-Proliferasi (NPT).